Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Luhut Pastikan Jokowi Sangat Paham Persoalan Ekonomi Indonesia

Jokowi sangat memahami persoalan-persoalan ekonomi di Indonesia, di antaranya terkait besarnya subsidi yang digelontorkan pemerintah.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
zoom-in Luhut Pastikan Jokowi Sangat Paham Persoalan Ekonomi Indonesia
KOMPAS.com/DANU KUSWORO
Luhut Binsar Pandjaitan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim sukses calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Luhut Binsar Panjaitan, mengungkapkan Jokowi sangat paham mengenai persoalan ekonomi di Indonesia. Karena  Jokowi adalah tipe pemimpin yang mau mengetahui persoalan langsung ke bawah.

"Pengalaman Jokowi di Solo, dan ketika terpilih kedua kalinya sebagai wali kota, dia mendapatkan 92 persen suara masyarakat. Ini menunjukkan keberhasilan Jokowi menjadi pemimpin bagi masyarakatnya," ungkap Luhut dalam Diskusi Publik PGI dengan Topik "Gereja Mendengar Visi-Misi Capres Pemilu 2014", di STTJ, Jakarta, Senin (2/6/2014) .

Mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar ini menjelaskan, persoalan ekonomi di Indonesia terjadi karena pemimpin tak langsung turun ke bawah untuk melihat apa yang sangat dibutuhkan dan dialami masyarakatnya. Sekaligus melihat implikasi kebijakannya, apakah sampai atau tidak ke masyarakat.

Jokowi sangat memahami persoalan-persoalan ekonomi di Indonesia, di antaranya terkait besarnya subsidi yang digelontorkan pemerintah. Menurutnya, Jokowi bisa mengefesienkan biaya subsidi sebesar Rp 400 triliun pertahun untuk pembangunan fisik dan lainnya.

Efesiensi dan efektifitas biaya subsidi yang cukup besar itu bisa untuk pembangunan atau perbaikan infrastruktur, peningkatan pendidikan, dan ditingkatkannya jaminan kesehatan bagi masyarakat. Program ini tak berjalan jika tidak adanya ketersediaan anggaran.

Selain itu, Jokowi juga akan melakukan penghematan anggaran pemerintah yang selama ini dialokasikan untuk membiayai pembangkit listrik bertenaga diesel. Tak terkecuali mengurangi besarnya beban anggaran negara untuk mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Targetnya, impor tersebut akan dikurangi dalam lima tahun ke depan. Sehingga negara bisa menghemat anggarannya sekitar 10 miliar dolar AS per tahunnya. Anggaran tersebut pun bisa dipakai pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas