Ketika Relawan Jokowi dan Pendukung Prabowo Makan Nasi Bungkus Bersama
Kejadian unik terjadi di depan Taman Ismail Marzuki (TIM) Sabtu (7/6/2014), ketika pendukung Jokowi - JK unjuk rasa menentang Tentara Nasional Indone
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian unik terjadi di depan Taman Ismail Marzuki (TIM) Sabtu (7/6/2014), ketika pendukung Jokowi - JK unjuk rasa menentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang membiarkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) mengintimidasi rakyat agar pilih Prabowo. Relawan Jokowi, menyumbang nasi kepada para pendukung Prabowo - Hatta Rajasa yang sedang ikut kampanye di TIM.
Para pendukung Jokowi dari berbagai faksi, bersama-sama menggelar unjuk rasa damai, diisi orasi yang dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan yang pada pokoknya "mengutuk" siapa saja yang mengintimidasi rakyat.
Acara diawali dengan orasi dari Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Syafti Hidayat, Ferdinand Hutahayan dan Irfan Riza. Ketiga pembicara mengecam Babinsa yang menjadi "jongos" capres tertentu. Bukan hanya TNI yang terhina, juga rakyat.
"TNI dibiayai rakyat dan negara, maka penggunaan energi Babinsa untuk mendukung capres tertentu sama dengan menyalahgunakan uang rakyat. Ini kejahatan," tegas Andi Saiful Hag, aktivis 1998.
"Jika TNI tidak segera membersihkan nama dengan menindas serdadu yang terlibat, sejarah TNI akan tercoreng. Ini bukan soal kecil, ini soal amanat rakyat ," tandas Abdul Syukur Sangadji, dari Forum Indonesia Timur.
Seusai orasi yang dilanjutkan pembacaan pernyataan, dibagikan makan siang nasi bungkus (nasbung). Di sinilah terjadi keunikan, yang di satu sisi mengharukan, bagaimana orang-orang yang sedang lapar memperoleh sapaan manusia.
Entah muncul dari dari mana, sekelompok anak muda yang mengenakan kaos bergambar Prabowo, juga turut antre mendapatkan makan siang. "Tak masalah, kita kasih nasi bungkus juga kepada mereka," kata pengamat politik Boni Hargens, salah seorang penyelenggara acara.
Puluhan orang berkaos Prabowo turut makan bersama pendukung Jokowi. Mereka pun akrab dan tak ada rasa canggung meski dukungannya berbeda. (*)