Jokowi Diprediksi Akan Kuasai Debat Kedua
“Jokowi akan mampu menghadapi debat itu dengan karakter aslinya, yakni apa adanya," kata Pengamat Politik UGM, Ari Dwipayana.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (Capres) Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi diyakini bisa menguasai forum debat kedua.
Gagasannya yang implementatif dinilai akan lebih mudah disampaikan dan bisa meyakinkan publik daripada gagasan besar yang masing mengawang-awang dari capres Prabowo Subianto.
Demikian disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Dwipayana, terkait dengan agenda debat kedua yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Juni nanti dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial".
“Jokowi akan mampu menghadapi debat itu dengan karakter aslinya, yakni apa adanya. Dari sisi substansi debat, Jokowi adalah sosok yang kaya dengan ide-ide bertema ekonomi serta kesejahteraan.
Itu terwujud dalam gagasan soal reformasi birokrasi, penataan sistem, pembangunan dan keadilan, saya kira Jokowi cukup percaya diri mengadu gagasan, ini satu hal yang ditunggu-tunggu masyarakat juga,” kata Ari dalam analisisnya, Rabu (11/6/2014).
Ari justru menilai banyak pihak yang selalu berusaha menyerang Jokowi karena menyampaikan pendapatnya dengan kalimat pendek-pendek karena memang sulit menyerang Jokowi dari segi gagasannya yang memang implementatif.
Ari mengaku sudah mengamati Jokowi dalam berbagai kesempatan.
Dan kesimpulannya, Jokowi siap untuk berbicara dalam forum apa saja, baik mengeluarkan kalimat pendek-pendek, ataupun bila diminta mengelaborasi gagasannya secara utuh.
“Lagipula esensinya bukan panjang atau pendek dalam penyampaian gagasan. Yang penting adalah substansi gagasan itu sendiri.
Pada titik itu, Jokowi punya kekuatan utama, yakni selalu menyampaikan gagasan dengan contoh-contoh yang pernah dilakukannya,” jelas Ari.
Selama ini, Jokowi terkenal karena gagasannya selalu bisa dibumikan dan benar-benar dirasakan masyarakat.
Dalam konteks teori, hal demikian disebut sebagai working ideology, yakni menya,paikan gagasan bukan hanya dalam awang-awang semata namun memang sudah dilaksanakan.
“Problem bangsa kita adalah eksekusi gagasan. Karena gagasan dan ide besar itu banyak, tetapi miskin implementasi. Itu problem kita. dan Jokowi kaya gagasan dan punya kemampuan mengeksekusi,” tandas dia.