Gaya Bahasa Prabowo akan Dipoles untuk Hadapi Debat vs Jokowi Nanti
Tantowi Yahya, mengakui dalam acara debat antar peserta pemilihan presiden (pilpres) pada hari Senin lalu (9/6), pasangan itu belum maksimal
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Juru bicara pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, Tantowi Yahya, mengakui dalam acara debat antar peserta pemilihan presiden (pilpres) pada hari Senin lalu (9/6), pasangan nomor urut 1 itu belum tampil maksimal.
Saat live chat bersama redaksi Tribunnews.com, Kamis (12/6/2014),kader partai Golkar itu menyebutkan bahwa ada sejumlah hal yang harus di poles dari mantan Danjen Kopassus TNI AD itu, sebelum kembali berdebat melawan pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK). Tantowi menyebut pemilihan kata-kata Prabowo harus diubah.
"Bahasnya harus kita ubah, karena bahasanya terlalu tinggi," katanya.
Hal itu bertentangan dengan Jokowi yang menggunakan kata-kata dan contoh yang mudah dipahami. Contoh ketika Prabowo berbicara soal demokrasi, Prabowo menggunakan kata-kata yang terlalu konseptual. Sementara Jokowi ketika ditanya soal demokrasi menyebut demokrasi itu turun ke lapangan, turun ke rakyat, dan hal itu lebih bisa dipahami.
Namun kata dia dalam debat saat itu tidak ada kejutan yang dilontarkan pasangan nomor urut 2, bahkan pertanyaan soal kasus Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilontarkan JK juga sudah diprediksi sebelumnya.
Prabowo diduga bermasalah dengan HAM terkait kasus penculikan aktivis pada 1997 - 1998 lalu. Akibat hal itu karir Prabowo berakhir di TNI, namun hingga kini tidak pernah ada proses hukum untuk Prabowo.
Saat ditanya mengapa pasangan Prabowo - Hatta tidak menyerang pasangan Jokowi - JK dengan hal yang sama, yakni menyerang Pribadi ketimbang memaparkan gagasan dan Ide, Tantowi menyebut Prabowo tidak mau melakukan hal itu. Bahkan Prabowo juga memerintahkan tim suksesnya untuk tidak menyerang secara kasar.