Pengamat ini Sangsi Sumbangan Jokowi-JK Murni dari Masyarakat
Pengamat politik Lembaga Kajian dan Study Nusantara Irvan Hakim Nasution meragukan sumbangan untuk pasangan Jokowi-JK murni sepenuhnya dari masyarakat
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Pengamat politik Lembaga Kajian dan Study Politik Nusantara Irvan Hakim Nasution meragukan sumbangan untuk pasangan Jokowi-JK murni sepenuhnya dari masyarakat. Ia menduga, sumbangan yang terkumpul lebih banyak dari tim suksesnya.
Menurutnya, kesadaran politik masyarakat saat ini masih rendah. Ia menganalogikan, apakah tukang becak, petani yang tiap hari menjemur diri dan bersusah payah rela menyisihkan pendapatnya untuk pasangan nomor urut dua ini.
"Buat makan mereka sendiri saja susah. Jadi sangat kecil kemungkinan mereka menyumbang," kata Irvan, saat dihubungi Warta Kota, Kamis (12/6/2014).
Irvan menduga, penyumbang terbanyak dan terbesar ke rekening dana kampanye Jokowi-JK berasal dari tim sukses mereka sendiri dengan cara menyetor sendiri atau disetorkan melalui warga dengan berbagai cara.
Dalam terminologi politik, sambung Irvan, apa yang dilakukan warga jika memang benar-benar secara sadar menyumbangkan dananya untuk Jokowi-JK, akan masuk dalam budaya politik partisipan. Tapi sangat kecil terjadi di Indonesia.
"Yang peduli pada capres itu bukan warga kampung, atau petani, tukang becak atau tukang tambal ban. Tapi kalangan kelas menengah ke atas, itu pun masih mikir kalau enggak punya kepentingan," terangnya.
Anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Hanif Dhakiri, membantah jika sumbangan warga dalam rekening itu direkayasa.
"Sumbangan itu tidak dibuat-buat. Semuanya murni dari warga," tegas Hanif.
Hanif menjelaskan banyak relawan yang ketika memungut sumbangan dari warga mendapat antusias masyarakat. "Para petani, pemulung, rela menyumbangkan Rp 1000 untuk kampanye Jokowi-JK. Ini nyata dan fakta di lapangan," katanya.