Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo-Hatta Akan Pertahankan Prestasi Pemerintahan Terdahulu

Prabowo-Hatta akan memulai tradisi baru dengan mempertahankan prestasi pemerintahan sebelumnya, kelak terpilih di Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Prabowo-Hatta Akan Pertahankan Prestasi Pemerintahan Terdahulu
Tribunnews/Herudin
Siluet juru kamera berlatar belakang layar monitor tentang hasil suvei Lembaga Survei Nasional (LSN) mengenai elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden, di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2014). Berbeda dengan lembaga-lembaga survei lainnya, LSN menempatkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) unggul atas lawannya pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Dari hasil survei itu, sebanyak 46,3 persen mengaku akan memilih Prabowo-Hatta dan 38,8 persen yang mengaku akan memilih pasangan Jokowi-JK serta sebanyak 14,9 persen menyatakan belum punya pilihan. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa akan memulai tradisi baru dengan mempertahankan prestasi pemerintahan sebelumnya, kelak terpilih sebagai Presiden dan Wapres mendatang.

Demikian disampaikan juru bicara Prabowo-Hatta saat berkunjung ke kantor Warta Kota, Jakarta, Kamis (12/6/2014). "Makanya, Pemerintahan Prabowo-Hatta ini akan memulai tradisi baru, karena kita tidak akan memulai dari nol," tuturnya.

Menurut Tantowi, kebiasaan buruk kerap terulang selama ini tiap kali pergantian rezim pemerintahan, yakni kebijakan warisan rezim lama diganti oleh rezim baru. Padahal, menurut politisi Golkar ini, tidak semua warisan rezim lama itu buruk.

Ia menyebutkan warisan Presiden kesatu RI Soekarno adalah Trisakti yakni kedaulatan bidang politik, berdikari dalam ekonomi dan kebudayaan yang berkepribadian. Warisan Presiden kedua RI Soeharto, adalah kedaulatan pangan, dan penetapan garis batas NKRI.

"Dulu waktu jaman Pak Harto, tidak ada negara yang berani melecehkan kita, melanggar batas, menggeser patok seenaknya," ujarnya.

Di jaman BJ Habibie, warisan yang patut diteruskan adalah kebebasan pers, dan kebebasan berbicara. Ia menyebut hal tersebut sebagai syarat negara yang menghargai demokrasi. Sedangkan di jaman Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, warisannnya adalah masyarakat madani.

"Megawati itu warisannya desentralisasi, dan SBY itu warisannya pemberantasan korupsi. Di jaman SBY, mulai dari menteri, ketua partai, wali kota, gubernur, semuanya masuk penjara," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas