TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR -  Di tengah padatnya kegiatan menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, calon Presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) berziarah ke makam ayahandanya, Widjiatno Notomihardjo, di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Sore itu, Sabtu (14/6/2014) sekitar pukul 16.05 WIB, dengan pakaian kebesarannya "Kotak-kotak", Jokowi tiba sendirian di makam sang ayah, tanpa ditemani isteri dan anak-anaknya. Sang ayah wafat pada 23 Juli 2000 lalu.

Di sisi makam, telihat ibunda Jokowi yakni Sujiatmi Notomiharjo dan sejumlah anggota keluarga besar telah tiba terlebih dahulu.

Setibanya di makam, Jokowi ditemani para ajudan. Dia melangkah mendekati makam ayahanda, yang meninggal pada usia 60 tahun itu. Ayah Jokowi lahir 30 Desember 1940.

Jokowi langsung duduk bersila di sisi makam. Jokowi terlihat khusyuk memanjatkan doa. Sesekali pandangan Jokowi mengarah pada batu nisan dan pusara sang ayah.

Kepada media, Jokowi mengaku berziarah untuk mendoakan sang ayah yang telah meninggal dunia. Tak ada doa khusus yang dipanjatkan Jokowi di sela padatnya kegiatan kampanye dan persiapan debat yang dilakukannya.

"Untuk mendoakan bapak saya, untuk orang tua. Tadi sehabis salat, terus ke makam berziarah. Tak ada doa khusus. Tak boleh itu. Terakhir nyekar dua minggu yang lalu," ungkap Jokowi usai nyekar.

Seusai panjatkan doa, Jokowi bangkit, mengambil keranjang bunga yang telah dipersiapkan sang bunda, yang saat itu mengenakan baju gamis berwarna pastel.

Taburan bunga yang lepas dari tangan Jokowi menghiasai pusara ayahanda. Sempat pandangan Jokowi beradu pandang dengan sang bunda, sebelum Jokowi menabur bunga ke makam anggota keluarganya yang lain--disebelah makam sang ayahanda.

Tak berselang lama, langkah Jokowi mendekat ke sang bunda. Tangannya terjulur menyalami Sujiatmi Notomiharjo. Diciumnya telapak tangan sang bunda yang telah melahirkan dan membesarkannya itu.

Jokowi pun meminta diri untuk pamit lebih dahulu kepada sang bunda. Karena dirinya masih harus melanjutkan kegiatannya bertemu para kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, partai pendukung dan relawan di Taman Budaya Surakarta, Jawa Tengah.