Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tokoh Lintas Agama Tolak Politisasi SARA

Sejumlah tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah berkumpul di Jakarta mengeluarkan pernyataan bersama menolak politisasi SARA.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tokoh Lintas Agama Tolak Politisasi SARA
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Cawapres Jusuf Kalla (ketiga kiri) berjabat tangan dengan mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi (kedua kiri) usai melaksanakan shalat Jumat di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Jumat (23/5/2014). Kunjungan Jusuf Kalla tersebut dalam rangka silaturahmi sekaligus meminta restu kepada Pimpinan Ponpes Al-Hikam Hasyim Muzadi untuk maju dalam Plipres mendatang. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah berkumpul di Jakarta, dan mengeluarkan pernyataan bersama menolak politisasi isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) untuk kepentingan sesaat, memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah tokoh tersebut menggelar "Temu Nasional Bhinneka Tunggal Ika", Senin (16/6/2014) di Posko Relawan yang dipimpin KH Hasyim Muzadi, Jakarta Selatan.

Tokoh-tokoh yang hadir, antara lain rohaniawan Bali, Panande Ida Made. Gunung, KH Nashin Hasan, Pendeta Agus, tokoh masyarakat NTT Pendeta Muda, Pdt Johan Mananti, Pdt Tampubolon, tokoh dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua.  KH Hasyim Muzadi selaku tuan rumah.

Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Nasihin Hasan mengatakan, banyak tokoh berada dalam satu pemikiran bahwa agama suku bangsa dan ras telah dijadikan komoditas politik sehingga menyebabkan timbulnya permasalahan yang sulit diselesaikan.

Menurutnya, salah satu contoh adalah tabloid "Obor Rakyat" yang isinya telah megkotak-kotakan bangsa Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, seluruh tokoh juga membuat pernyataan tertulis yang berisi:

1. Mendukung dan mensukseskan Pemilihan Presiden 2014.

2. Meminta bukti dari TNI, Polri, KPU, Bawaslu, PNS menunjukkan netralitas dalam menciptakan kondisi Pilpres aman, kondusif dan damai serta jujur dan ardil.

3. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian dan menolak cara-cara berkampanye yang berbau fitnah dan kampanye hitam serta politisasi agama, suku, ras, serta golongan demi terwujudnya kehidupan bersama bangsa Indonesia.

4. Menjaga dan mempertahankan kerukunan antar-umat beragama dan kesatuan bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila.

5. Meminta Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam menjalankan tugasnya menjadikan hukum sebagai panglima dalam berpikir, berkata, dan bertindak untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

6. Meminta Penyelenggara Negara di dalam Melaksanakan Amanat Rakyat Berorientasi kepada Tujuan Kemerdekaan.

7. Meminta kepada semua umat beragama mendukung sepenuhnya Penyelenggara Negara di dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan Pancasila dan UUD 45 menuju cita-cita Kemerdekaan Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas