Poempida: Fadli Zon Sempit Berpikir Tanggapi Revolusi Mental
"Saya kaget Fadli Zon begitu mudah menyamakannya. Padahal ia bisa memahaminya dengan cerdas. Sangat disayangkan intelektual yang dimilikinya."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyebut gagasan revolusi mental Jokowi-JK lebih dekat dengan ide komunis. Menanggapi hal itu, Tim Pemenangan Jokowi-JK, Poempida Hidayatulloh menyayangkan cara berpikir Fadli yang sempit.
"Revolusi Mental boleh sama, tapi konsep dan gagasannya jauh berbeda. Saya kaget Fadli Zon begitu mudah menyamakannya. Padahal ia bisa memahaminya dengan cerdas. Sangat disayangkan intelektual yang dimilikinya," ujar Poempida kepada Tribunnews.com, Jumat (27/6/2014).
Anggota DPR RI ini menegaskan, bahwa ideologi Bangsa Indonesia sudah final yakni Pancasila. Dan itu sebagai dasar negara. Tidak akan dapat membuka ruang baru bagi masuknya ideologi lain. Sedangkan Revolusi mental, diperlukan dalam konteks etos kerja, kesederhanaan.
"Di mana seluruhnya akan ditujukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat," jelas Poempida.
Mengenai masalah komunis, imbuhnya, Golkar saja yang dahulu melawan komunis, ternyata banyak belajar dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). "Silakan baca Ical Belajar Cara Mendidik Kader ke Partai Komunis Tiongkok http://archive.kaskus.co.id//thread/8056996/0," tuturnya.
Sebelumnya, Fadli Zon membela musisi Ahmad Dhani soal kostum yang dipakainya dalam klip untuk Prabowo-Hatta, mirip seragam Pimpinan SS Nazi, Heinrich Himmler. Ia lalu balik menyerang ide Revolusi Mental ala Jokowi mengakar kuat dalam tradisi komunisme.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.