Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramadan Seharusnya Jauh dari Kampanye Hitam

Bulan puasa jangan lagi menyebar kampanye hitam, mudah-mudahan kandidat menyadari itu

Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ramadan Seharusnya Jauh dari Kampanye Hitam
Warta Kota/henry lopulalan
DEBAT CALON PRESIDEN - Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto (baju batik) dan Capres nomor urut 2 Joko Widodo (batik) yang di moderator olehProfesor Hikmahanto Juwana dalam debat capres memasuki babak ketiga yang bertema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional di kemayoran , Jakarta Pusat, Minggu(22/6/2014) (Warta Kota/henry lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan presiden tahun ini tidak hanya bersamaan dengan pertandingan Piala Dunia. Maraknya kampanye hitam sudah harus ditinggalkan kedua kubu mengingat bertepatan dengan bulan Ramadan.

Menurut Philip Jusario Vermonte, PhD (Peneliti CSIS) puasa ramadan bisa saja digunakan oleh kandidat untuk dijadikan alat politik dan berkampanye.

"Bulan puasa jangan lagi menyebar kampanye hitam, mudah-mudahan kandidat menyadari itu,"ujarnya di Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2014) pagi.

Sedangkan menurut Ketua PB NU Drs. H. Slamet Effendi Yusuf puasa ramadan sudah selayaknya dijadikan ajang untuk menentukan pemilihan.

Keindahan ramadan sudah selayaknya dijadikan sebagai alat introspeksi diri bukan melempar isu kampanye hitam. Para pendukung boleh saja mendukung calon presidennya dengan semangat yang moderat.

"Mari umat Islam gunakan bulan ramadan untuk merenungkan secara matang dan menggunakan mata hati dalam menentukan alon pemimpin,"ujar Slamet Effendi Yusuf.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas