Ramadan Seharusnya Jauh dari Kampanye Hitam
Bulan puasa jangan lagi menyebar kampanye hitam, mudah-mudahan kandidat menyadari itu
Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan presiden tahun ini tidak hanya bersamaan dengan pertandingan Piala Dunia. Maraknya kampanye hitam sudah harus ditinggalkan kedua kubu mengingat bertepatan dengan bulan Ramadan.
Menurut Philip Jusario Vermonte, PhD (Peneliti CSIS) puasa ramadan bisa saja digunakan oleh kandidat untuk dijadikan alat politik dan berkampanye.
"Bulan puasa jangan lagi menyebar kampanye hitam, mudah-mudahan kandidat menyadari itu,"ujarnya di Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2014) pagi.
Sedangkan menurut Ketua PB NU Drs. H. Slamet Effendi Yusuf puasa ramadan sudah selayaknya dijadikan ajang untuk menentukan pemilihan.
Keindahan ramadan sudah selayaknya dijadikan sebagai alat introspeksi diri bukan melempar isu kampanye hitam. Para pendukung boleh saja mendukung calon presidennya dengan semangat yang moderat.
"Mari umat Islam gunakan bulan ramadan untuk merenungkan secara matang dan menggunakan mata hati dalam menentukan alon pemimpin,"ujar Slamet Effendi Yusuf.