Gubernur Sulawesi Utara: Jika Dambakan Negara Maritim yang Kuat Pilih Jokowi-JK
Poros maritim Indonesia bakal menjadi poros maritim dunia
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Poros maritim Indonesia bakal menjadi poros maritim dunia. Hal tersebut merupakan salah satu visi misi pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
"Jika mendambakan Indonesia menjadi negara maritim yang kuat, mandiri dan sejahtera, pilihlah pasangan Jokowi-JK," kata Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang dalam keterangan persnya, Kamis (3/7/2014) yang diterima tribunnews.com.
Menurut dia, sumber daya maritim Indonesia merupakan karunia Tuhan yang harus dikelola secara optimal untuk mensejahterakan rakyat.
"Jokowi-JK menyadari Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat luar biasa," ujarnya.
Dia mengemukakan, fakta fisik yang tidak dapat dibantah bahwa dari 5,8 juta km2 wilayah Indonesia, tiga perempat bagiannya adalah laut. Terdiri dari 17.500 lebih pulau, yang terangkai oleh garis pantai sepanjang 81.000 km. Garis tersebut merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.
"Hal inilah yang membuat komunitas global mengenal Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati laut terbesar," ucapnya.
Dia mengapresiasi gagasan Jokowi-JK. Pasalnya, pasangan itu memiliki keyakinan dengan menguasai lautan akan menguasai perdagangan dunia.
Diketahui, Sarundajang sendiri pernah menyodorkan konsep pengembangan Blue Economy (Ekonomi Maritim). Sebab, sumber daya kelautan berperan dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi baik regional dan dunia.
"Sektor perikanan dan kelautan dapat menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Sumber inspirasi bangsa Indonesia untuk mencapai kesejahteraan tersebut tidak lain adalah laut," tegasnya.
Pada bagian lain, Sarundajang berkeyakinan bahwa Jokowi-JK adalah pemimpin rakyat yang mampu memimpin bangsa yang majemuk.
Dia menuturkan, tantangan bangsa Indonesia dewasa ini adalah bagaimana agar keberagaman dan perbedaan asal-usul seperti agama, etnis, golongan, ras, dan daerah, tidak menjadi sumber konflik yang dapat mengancam kehidupan kolektif kita sebagai bangsa.
"Pengalaman Pak JK berhasil menjadi juru damai ketika terjadi konflik di Maluku, Maluku Utara, Poso dan Aceh; merupakan modal penting menghadapi tantangan kemajemukan bangsa," pungkas Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK di Sulut ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.