JK Minta Pendukungnya Tidak Melakukan Kekerasan
Jusuf Kalla (JK), berharap agar proses pemilihan presiden (pilpres), bisa berlangsung dengan aman tanpa kekerasan.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres), Jusuf Kalla (JK), berharap agar proses pemilihan presiden (pilpres), bisa berlangsung dengan aman tanpa kekerasan.
Calon Wakil Presiden, Jusuf Kalla kepada wartawan usai salat Jumat di masjid Nurul Hidayah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (4/7/2014), mengatakan kekerasan bisa terjadi salah satunya karena pembiaran oleh pemerintah.
Ia menyebutkan pembiaran tersebut salah satunya terjadi pada penanganan kasus tabloid Obor Rakyat, yang berisi informasi negatif soal Joko Widodo (Jokowi). Akhirnya Polisi menetapkan dua orang tersangka atas kasus itu, yakni pimred tabloid Obor Rakyat, Setyardi Budiono dan penulisnya, Darmawan Sepiyosa.
"Ini karena ada pembiaran, seperti (kasus) obor rakyat," katanya.
Melalui penetaan status tersangka terhadap Seytardi dan Darmawan, JK menduga rasa keadilan masyarakat sudah terpenuhi, dan hal itu bisa mengurangi potensi terjadinya kekerasan.
Kasus kekerasan seputar pilpres terakhir terjadi masa pendukung Jokowi pun sempat menggeruduk kantor TV One di Jogya dan di Jakarta. Hal itu terjadi karena para pendukung tidak terima stasiun TV tersebut menayangkan wawancara mantan Wakil Gubernur DKI Prijanto, yang mengkaitkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan komunis.
Dalam kesempatan itu JK mengimbau agar para pendukungnya untuk tidak melakukan kekerasan.
"Selalu kita minta tidak ada kekerasaan," katanya.