Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti LIPI: Titik Kecurangan Pilpres Usai Pencoblosan

Kecurangan pada Pemilu tidak hanya terjadi pada saat pencoblosan namun juga dilakukan setelah hari pencoblosan.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Peneliti LIPI: Titik Kecurangan Pilpres Usai Pencoblosan
TRIBUN/DANY PERMANA
Calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto bersalaman usai berdebat di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014). Debat Capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum tersebut merupakan rangkaian menuju proses Pilpres yang akan digelar 9 Juli mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kecurangan pada Pemilu tidak hanya terjadi pada saat pencoblosan  namun juga dilakukan setelah hari pencoblosan.

Peneliti  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pandu Yushina Adaba, mengatakan tindak kecurangan justru rawan terjadi setelah pencoblosan,  terutama menjelang proses rekapitulasi suara.

"Justru jam rawan kecurangan terjadi ketika kotak suara belum dibuka menjelang proses rekapitulasi, para pelaku memanfaatkan masa transisi tersebut," ujar Pandu dalam diskusi bertajuk "Arroyo Effect dan Legitimasi Kecurangan"  di Gren Alia, Cikini, Jakarta, Jumat (4/7/2014).

Pandu menyimpulkan hal tersebut setelah melihat kondisi pemilu legislatif yang lalu. Menurut Pandu banyak partai politik yang mengeluhkan terjadinya tindak kecurangan dengan cara tersebut.

"Secara teknis pada proses tersebut ada jam-jam rawan, banyak pihak yang dirugikan dan pada Pileg kemarin banyak partai politik mengeluhkan hal tersebut," ujar Pandu.

Pandu mengatakan tindak kecurangan pada saat transisi menjelang penghitungan tersebut terjadi ketika peran saksi yang bertugas kendor.

Berita Rekomendasi

"Hal itu terjadi pada jam yang ketika pengawasan dari saksi  semakin longgar. Ketika  saksi terlalu fokus pada saat pencoblosan, namun setelahnya longgar," ujar Pandu.

Dengan kondisi tersebut, Pandu mengingatkan untuk melakukan  pengawasan dan pengamanan yang ketat pada kotak suara, sehingga kejadian yang sifatnya manipulatif dapat diminimalisir.

"Pada Pilpres nanti peran saksi dan petugas PPS harus  ditingkatkan sebab pada jam tersebut kotak suara harus dijaga ketat," ujar Pandu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas