Unggul di Wilayah Riyadh, Tim Jokowi-JK Bersitegang Dengan PPLN Riyadh
Alasan saksi dan tim kampanye cabang Riyadh Jokowi-JK menolak tandatangan karena menilai pelaksanaan pemungutan suara
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PPLN (Panitia Pemilu Luar Negeri) Perwakilan RI Riyadh melaksanakan penghitungan surat suara dropbox yang tersisa dari kota Dammam, pada pukul 16.00 waktu setempat (ba’da ashar) di KBRI Riyadh.
Saksi dan jajaran Tim Kampanye dari kedua calon hadir dalam pelaksanaan penghitungan DROPBOX.
Suasana menegang setelah penghitungan surat suara DROPBOX kota Dammam berakhir. Berawal dari ketika saksi dari Tim Kampanye cabang Riyadh Jokowi-JK menolak menandatangani Berita Acara Penghitungan suara dropbox. Alasan saksi dan tim kampanye cabang Riyadh Jokowi-JK menolak tandatangan karena menilai pelaksanaan pemungutan suara dropbox tidak transparan, serta tidak ada pemberitahuan pelaksanaan secara terbuka.
Akibat penolakan tersebut, Murjasa M Solly Ketua PPLN (Panitia Pemilu Luar Negeri) Perwakilan RI Riyadh tidak terima dan menanggapi dengan suara nada tinggi. Menanggapi sikap emosional tersebut, Ketua Tim Cabang Riyadh Jokowi-JK H Halangbaya, merespon dengan lebih tegas dan tak kalah kerasnya.
Ada 2 surat suara dalam satu nama, kenapa sebelum diperlihatkan kepada Tim sudah langsung disobek,” protes Halangbaya.
Hal yang sama pun disaat salah satu anggota Tim Kampanye cabang Riyadh Jokowi-JK menanyakan prosedur pemungutan surat suara via pos.
Ketegangan terus memanas disaat bersamaan, Ketua PPLN Perwakilan RI Riyadh melakukan pembicaraan dengan Sharief Rachmat Ketua Tim kampanye Saudi Arabia melalui sambungan telepon.
Walaupun suara Jokowi-JK unggul di Wilayah Riyadh baik TPSLN maupun dropbox, Sharief tetap menolak mengarahkan saksi – saksi untuk menandatangani Berita Acara Penghitungan dropbox. Sebab, selama pemungutan suara dropbox tidak transparan dan tidak diberitahukan secara terbuka maupun terhadap tim waktu pelaksanaannya.
"Seharusnya, PPLN Perwakilan RI Riyadh mencontoh kinerja PPLN Perwakilan RI Jeddah, seminggu sebelum pelaksanaan pemungutan dropbox, memberitahukan waktu dan tempat pelaksanaan secara terbuka termasuk kepada Tim Sukses. PPLN tidak punya hak memaksa kami untuk tandatangan,” jelas Sharief.
Apalagi saat ditanyakan jumlah partisipasi pemilih dropbox yang menggunakan hak suaranya, PPLN Perwakilan RI Riyadh tidak menjawab jumlah pastinya, hanya perkiraan. Beda halnya dengan PPLN Perwakilan RI Jeddah, sebelum diminta mereka telah memberikan jumlah partisipasi pemilih dropbox setiap kota kepada Tim,” ujarnya.
Petugas dropbox dijalankan oleh staff-staff Kedutaan, kami meragukan langkah netralnya dan itu bukan rahasia umum. "Karena tidak ada yang mendampingi dari saksi atau tim, bisa saja dropbox tersebut diarahkan kepada pemilih yang mendukung pasangan tertentu, dan bisa saja petugas mengarahkan kepasangan tertentu kepada pemilih,” lanjutnya.
Selain itu, PPLN Riyadh justru menjalin komunikasi dengan pihak luar yang mengaku dari tim Jokowi-JK, padahal pihak tersebut tidak tercantum dalam Surat Keputusan (SK) sebagai pengurus tim Jokowi-JK disana.
Tim Jokowi JK tetap tegas menolak menandatangani berita acara penghitungan suara dropbox dan meminta pemungutan suara ulang atau PPLN menganulir seluruh hasil suara dropbox dan pos Saudi Arabia.
"Suasana mereda setelah salah satu anggota PPLN Riyadh Unsil Habieb menengahi ketegangan tersebut. Ia menyarankan agar tim Jokowi JK tetap menandatangani berita acara dan memberikan catatan keberatan di dalamnya. Soal tuntutan Tim Kampanye Jokowi-JK, kita serahkan kepada KPU Panwaslu,” ujarnya.
Argumen yang disampaikan Tim Kampanye Saudi Arabia Joko Widodo-Jusuf Kalla, tidak bisa disanggah sepenuhnya oleh PPLN Perwakilan RI Riyadh.
Sharief Rachmat Ketua Tim Kampanye Saudi Arabia Jokowi-JK akan melakukan koordinasi dahulu dengan Tim Kampanye Nasional terkait usulan PPLN Perwakilan Riyadh. Tim meminta berita acara dropbox dan TPSLN dipisahkan.
Hasil sementara TPSLN dan dropbox wilayah PPLN Perwakilan RI Riyadh, pasangan Jokowi-JK unggul 4,134 suara dan pasangan Prabowo-Hatta 4,053. Tinggal pemungutan surat suara pos sekitar 30 surat suara yang belum terhitung, direncakan akan dihitung pada hari Senin (14 Juli 2014).