Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fahmi Idris: ARB Tidak Layak Memimpin Golkar

"Hanya 91 kader Partai Golkar yang lolos ke Senayan. Itu adalah sejarah terburuk Golkar," ujar Fahmi.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Fahmi Idris: ARB Tidak Layak Memimpin Golkar
Tribunnews/Herudin
Kader Partai Golkar lintas generasi yang diwakili Zaenal Bintang, Fahmi Idris, Ginandjar Kartasasmita, Andi Mattalata, dan Yoris Raweyai memberikan keterangan pers di Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2014). Mereka mendesak diadakannya Munas untuk mengganti pengurus DPP saat ini karena dinilai gagal pada Pemilu Legislatif lalu. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Fahmi Idris, menganggap Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Aburizal Bakrie, gagal memimpin partai berlambang pohon beringin itu.

Kepada wartawan di gedung Perintis Kemerdekaan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2014), Fahmi menyinggung soal perolehan Golkar pada pemilu legislatif (pileg) 9 April lalu. Hanya 91 kader Partai Golkar yang lolos ke Senayan. Itu adalah sejarah terburuk Golkar.

Walau pun posisi Partai Golkar berada di urutan kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pileg lalu, namun ARB gagal maju sebagai calon presiden.

Namun, dia memutuskan Golkar mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Prabowo adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan Hatta adalah Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Dua partai itu posisinya berada di bawah Golkar.

"Sebagai pemenang ke dua, mendukugn pemenang urutan ke tiga dan ke empat, dan tidak menduduki posisi yang strategis, ARB tidak layak memimpin Golkar," katanya.

Selain itu ARB juga mengajak sejumlah orang yang menurutnya tidak jelas rekam jejaknya dalam membangun Golkar. Bahkan ARB mengajak orang dari luar partai untuk bergabung dan diberikan posisi yang strategis.

"Fatal memasukan orang-orang yang rekrutmennya tidak berdasar," ujarnya.

BERITA TERKAIT

ARB malah memecat tiga kader Partai Golkar, Poempida Hidayatulloh, Nusron Wahid dan Agus Gumiwang, karena mendukung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Padahal JK adalah mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, dan masih tercatat sebagai kader.

Karena itu, sejumlah kader Golkar mengusahakan agar Musyawarah Nasional (Munas) yang salah satu agendanya adalah melengserkan ARB, dapat segera digelar.

"Tentu kita bicara pergantian kepemimpinan. Hampir bisa dikatakan saudara ARB menjalankan golkar sprt mengelola perusahaan, dia tidak layak," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas