Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

220 Brimob Polda Jatim Dikirim ke Jakarta untuk Amankan Penghitungan Suara Pilpres

Dua SSK (Satuan Setingkat Kompi) Brimob Polda Jatim dikirim ke Jakarta untuk membantu pengamanan di Ibu Kota saat proses penghitungan suara Pilpres

Editor: Sugiyarto
zoom-in 220 Brimob Polda Jatim Dikirim ke Jakarta untuk Amankan Penghitungan Suara Pilpres
SERAMBI INDONESIA/BUDI FATRIA
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA –Dua SSK (Satuan Setingkat Kompi) Brimob Polda Jatim dikirim ke Jakarta untuk membantu pengamanan di Ibu Kota saat proses penghitungan suara Pilpres (Pemilihan Presiden) 2014.

Sebanyak 220 pasukan Brimob yang dikirim tersebut memiliki kemampuan khusus dalam penanganan huru-hara dan anarkis.

Pasukan ini diberangkatkan langsung oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono di Stasiun Pasar Turi, Sabtu (19/7/2014), sekitar pukul 15.30 WIB, dengan menumpangi kereta api Gumarang. Dijadwalkan, pasukan sudah tiba di Jakarta, Minggu (20/7/2014), sekitar pukul 03.00 WIB.

Mereka bakal berada di Jakarta selama sepuluh hari hingga 29 Juli 2014. Di sana, pasukan ini bakal bergabung dengan pasukan dari Polda Metro Jaya, Pola Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, dan Polda Kalimantan Timur.

Selama bertugas di Jakarta, pasukan khusus ini juga dibekali dengan berbagai peralatan, diantaranya, senjata laras panjang, gas air mata, peluru hampa, peluru karet dan peluru tajam.

Menurut Kapolda Unggung, selama menjalankan tugas di Jakarta, para personel itu berada dibawah kendali Polda Metro Jaya. Tugas mereka membantu proses pengamanan di sana. Pasukan bakal dipecah menjadi dua, yakni di sekitar Monas dan Tanjung Priok.

“Semua harus menaati standar operasional prosedur dalam penggunaan alat utama dan alat khusus,” tegas Unggung Cahyono.

Berita Rekomendasi

Misalnya, dalam menangani huru hara, maka mekanismenya hanya menggunakan teknik fase kelima, yaitu penggunaan gas air mata dan security barrier.

Sedangkan untuk penanganan tindakan anarkis, para anggota diminta selalu disiplin dalam menggunakan senjatanya.  Semua anggota dibekali peluru hampa, karet, dan tajam. Namun untuk peluru tajam hanya dipegang oleh perwira setingkat kompol.

Dia berpesan, sebagaimana ketentuan yang ada, amunisi berupa peluru hampa, karet, maupun tajam hanya digunakan ketika menghadapi aksi anarkis. Senjata itupun hanya untuk melumpuhkan dengan sasaran pinggul ke bawah.

Sebelumnya, lanjut Unggung, penggunaan berbagai senjata ini sudah diujicoba sejak sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif dan para anggota telah menjalani pelatihan di Watu Kosek.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas