Dua Tokoh Ini Pengaruhi Suasana Pilpres 2014
Asvi Marwan Adam, menilai setidaknya ada dua tokoh yang mempengaruhi suasana pemilihan presiden 2014
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Marwan Adam, menilai setidaknya ada dua tokoh yang mempengaruhi suasana pemilihan presiden 2014. Dua tokoh tersebut yakni Direktur Pemberitaan TV One, Karni Ilyas dan Ketua Timkamnas Prabowo-Hatta Mahfud MD.
"Perlu dicatat tidak semua paham, pada masa pemilihan presiden, Karni Ilyas cuti panjang," kata Asvi dalam diskusi MPR, Jakarta, Senin (21/7/2014).
Pasalnya, hubungan pemilik televisi dengan redaksi menjadi bahan perbincangan. Keputusan Karni saat itu tidak mengundurkan diri melainkan cuti panjang. "Karena dia membangun TV One untuk menyaingi Metro TV, dia membuat ILC (Indonesia Lawyer Club, red), sumbangan hukum sangat besar, justru sangat penting," tuturnya.
Dengan cuti panjang yang dilakukan Karni, Asvi melihat Karni tidak mau berkonflik dengan pemilik televisi.
"Sebagai wartawan, dia bisa menyiarkan kedua calon presiden, tapi dia tidak mau berkonflik dengan Ical, pada hari ini (Karni) kembali bekerja, pemberitaan TV One menjadi berubah. Dulu dia pergi suasana jadi hangat," katanya.
Tokoh lainnya adalah Ketua Timkamnas Prabowo-Hatta Mahfud MD. Asvi melihat Mahfud adalah orang yang cerdas dengan analisis hukum yang lugas. Mahfud juga sempat dicalonkan sebagai presiden yang diusung PKB.
"Mahfud berpengaruh di Jawa Timur, ditawari Wapres dari ARB, tapi tidak didukung kyai. Sulit karena ARB ada kasus. Masuk akal Mahfud menolak wapres dari ARB," ujarnya.
Asvi menyebut sebelum menerima tawaran sebagai Timkamnas Prabowo-Hatta, Mahfud sempat memikirkan jabatan itu selama tiga hari.
"Dia galau, sebagai intelektual dia tahu Prabowo, tapi kesal dengan Muhaimin, dia ingin memberi tahu bahwa pilihan Muhaimin keliru," ujarnya.
Mantan Ketua MK itu juga bisa memisahkan tugasnya sebagai tim kampanye dengan kerja lainnya. Asvi mencontohkan saat Mahfud menolak memberikan perlindungan dukum kepada Pemred Obor Rakyat Setiyardi.
Selain itu, kata Asvi, Mahfud juga yang menyatakan dalam quick count pasangan Prabowo-Hatta menang dalam pilpres.
"Pada saat quick count, Megawati di Kebagusan mengumumkan pasangan nomor 2 menang, quick count masuk masih 70 persen, kenapa enggak tunggu setengah jam lagi. Mahfud MD berpadangan itu, terlalu cepat, dia mengatakan beberapa quick count yang kami lihat juga menang, dia melakukan perlawanan," katanya.