Abdul Ngebet Jadi Menteri Koperasi Jokowi-JK
Rabu (6/8/2014) sore, Abdul menunaikan niatnya untuk mengadu, menawarkan diri masuk kandidat menteri dalam kabinet Jokowi-JK
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembawaannya tenang, dan tampilannya rapi dengan rambut seperti habis dicukur. Berkemeja putih lengan panjang, disertai pin berwarna emas dengan tulisan Institut Perbanas, Abdul Rani Rasjid percaya diri mendatangi mendatangi Kantor Transisi Jokowi-JK.
Rabu (6/8/2014) sore, Abdul menunaikan niatnya untuk mengadu, menawarkan diri bisa masuk kandidat menteri dalam kabinet Jokowi-JK. Maksudnya itu ia siapkan layaknya pelamar kerja, dengan melampirkan curriculum vitae yang sudah digandakan dalam map biru yang dibawanya.
Seturunnya dari Toyota Fortune, pandangan Abdul di luar pagar langsung menjurus ke Akbar Faizal, salah satu deputi Kantor Transisi yang berada di teras. Sebagai tamu, ia berbasa-basi dengan harapan dipersilakan masuk oleh penjaga berambut pecak.
Tanpa pikir panjang, pengalamannya malang melintang di dunia perbankan yang terangkum dalam map biru langsung diserahkan kepada Akbar. Kepadanya, Abdul menyatakan siap ditunjuk sebagai salah satu menteri dalam kabinet Jokowi-JK.
Abdul mengaku sebagai relawan Jokowi yang aktif mengkampanyekan dan menggerakan relawan lainnya di bawah naungan Ikatan Pemilih Indonesia. Sepertinya, obrolan pembuka Abdul dalam pertemuan singkat itu, ditanggapi Akbar biasa saja. "Iya, iya," ucap Akbar sambil menerima copian CV Abdul.
Tak puas kepada Akbar, Abdul mencuri peluang bisa berlama-lama di teras depan kantor. Besar harapan bisa bertemu Kepala Staf Rumah Transisi Rini M Soemarno, Deputi Hasto Kristiyanto dan Anies Baswedan. Rencananya gagal karena penjaga mengusir Abdul ke luar pagar dengan halus.
Pamer Kompetensi
Kurang mendapat respon bagus, Abdul membanggakan dirinya layak menjadi menteri berdasar kompetensinya selama ini. Berbekal lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Abdul yakin mampu ikut memperbaiki berbagai permasalahan negeri ini.
Setelah puluhan tahun menjadi praktisi di dunia perbankan, Abdul mengabdikan dirinya sebagai pengajar. Institut Perbanas dan Universitas Pancasila, sekian kampus tempatnya mengajar. Ia sempat terdiam ketika disinggung posisi menteri yang didambakannya.
"Apa ya? Kementerian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah). Saya kan punya latar belakang di perbankan," cerita Abdul. Berbekal kontribusinya membantu pemenangan Jokowi-JK, alasan dirinya mengadu nasib. "Saya kan bantu Jokowi menang," katanya lagi.
Ia terus mengumbar perjuangannya selama ini memenangkan Jokowi-JK. Sampai-sampai, ia sudah memesan lusinan kemeja putih yang biasa dikenakan Jokowi, dan membeli sebuah Toyota Fortuner hitam, yang ia pakai mendatangi Kantor Transisi.
"Ini saya baru bayar dp (down payment, uang muka, red) nya saja," aku Abdul sembari tertawa ringan menunjuk Toyota Fortuner hitamnya.
Di tengah pembicaraan itu, sebuah taksi berhenti dan Hasto keluar dari dalam. Ia mengiyakan selama ini sudah banyak orang mendaftar sebagai menteri. Semuanya, kata Hasto, berhap seperti Abdul, diterima masuk dalam kabinet Jokowi-JK kelak berkuasa.
Banyak Pelamar Selain Abdul
Menurut Hasto, pihaknya memastikan semua lamaran nama-nama itu adalah aspirasi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pemerintahan Jokowi-JK ke depan. Sehingga Kantor Transisi dengan tangan terbuka, menerima segala masukan.
Setelah hari ini, kata Hasto, Kantor Transisi akan menolak kedatangan orang-orang yang tidak terkait Tim Transisi, seperti Abdul. Seluruh aspirasi masyarakat akan ditampung di posko Jokowi-JK di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat.
Abdul lalu memanfaatkan waktu berbicara setelah Hasto ditanyai wartawan terkait perkembangan kerja Kantor Transisi. Akhirnya, Abdul kembali menyerahkan CV yang sudah digandakanya, kepada Hasto. Padahal ia sudah memberi copian CV kepada Akbar.
Hasto pun menerima CV pemberian Abdul. "Di balik CV ini terdapat harapan besar dari rakyat terhadap Jokowi-JK," begitu kata Hasto sambil menunjukkan CV pemberian Abdul, orang yang berharap masuk dan duduk sebagai menteri dalam kabinet Jokowi-JK. (*)