Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lily Wahid Prediksi Cak Imin Tak Jadi Menteri

"Bisa jadi Cak Imin kena batunya. Pola pikirnya masih lama. Dia berpikir kalau ketum akan jadi menteri," ujar Lily.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Lily Wahid Prediksi Cak Imin Tak Jadi Menteri
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota DPR Fraksi Kebangkitan Bangsa Lily Wahid (tengah) usai melaporkan Wakil Presiden Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke KPK di Jakarta Selatan, Jumat (9/9/2011). Boediono dilaporkan terkait dugaan pembebasan pajak Bank Mandiri senilai Rp2,2 triliun, sedangkan Sri Mulyani dilaporkan Lily, karena saat menjabat Menkeu telah mengintervensi proses penyidikan Komisaris PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Paulus Tumewu. Hingga akhirnya, penyidikan terhadap kasus dugaan penggelapan pajak sebesar Rp399 miliar itu ditutup. (tribunnews/herudin) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Hanura Lily Wahid menilai Partai Kebangkitan Bangsa sudah tak memiliki idealisme. PKB yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar hanya bersikap pragmatis.

"Kasihan anggotanya. Sekarang ini di PKB kalau ngomong, tapi enggak ada duitnya enggak ada gunanya. Karena sudah sangat pragmatis," kata Lily di DPR, Jakarta, Senin (18/8/2014).

Ia mencontohkan bagaimana bos Lion Air Rusdi Kirana yang langsung menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PKB. Lily mengingatkan hal itu melanggar prosedur.

"Seharusnya kalau menurut anggaran dasar, dia (Rusdi, red) tidak bisa menjadi Waketum PKB. Harus ada masa dia menjadi anggota dan sebagainya," imbuh Lily.

Lily juga menilai Jokowi mempunyai konsep kuat untuk membangun pemerintahan. Ia mengatakan Jokowi sulit dipengaruhi pihak luar.

"Dia punya konsep, tak akan mungkin bisa ditawar. Saya tak yakin kalau PKB caranya seperti ini, bisa jadi tidak dapat. Saya pikir akan menjadi begitu, enggak dapet," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Mengenai kinerja PKB yang ikut bekerja dalam kampanye Jokowi-JK, Lily tetap yakin presiden terpilih itu tidak memiliki kepentingan apapun.

"Kalau orang lain punya kepentingan, kan enggak diakomodir dong, wong dia saja enggak punya kepentingan. Ini harus cerdas membacanya," tuturnya.

"Bisa jadi Cak Imin kena batunya. Pola pikirnya masih lama. Dia berpikir kalau ketum akan jadi menteri. Sementara presiden terpilih tak akan mentolerir ketum dan menteri," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas