Polisi Masih Telusuri Jenderal Pemilik Unimog yang Dipakai Saat Demo
Mobil-mobil yang menggunakan ban mati, ban tanpa angin, itu diisukan milik seorang jenderal
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilik tiga unit kendaraan ala militer, yakni mobil Mercedes-Benz Unimog 1300L yang digunakan pendukung Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, saat demonstransi di Bundaran Patung Kuda Jakarta Pusat, Kamis lalu, masih ditelusuri kepolisian.
Mobil-mobil yang menggunakan ban mati, ban tanpa angin, itu diisukan milik seorang jenderal. Hal baru yang diungkap Polda Metro Jaya nomor polisi ketiga mobil lawas tersebut adalah palsu.
Petugas Polda Metro Jaya menyatakan tiga unit mobil Unimog produski Mercedes Benz yang digunakan pendemo di Bundaran Patung Kuda Jakarta Pusat, Kamis (21/8), menggunakan pelat nomor polisi palsu.
"Kami telusuri karena nomornya tidak sesuai ketentuan," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, Jumat (22/8).
Rikwanto mengatakan kepolisian telah menelusuri nomor rangka tiga mobil itu tidak terdaftar di Kantor Samsat wilayah Polda Metro Jaya, maupun di Polda Jawa Barat.
Rikwanto menuturkan petugas Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya akan memeriksa nomor registrasi dan rangka mobil itu ke Polda Metro Jaya.
Penyidik juga akan memeriksa intensif sopir Unimog berinisial AT untuk mengungkap kepemilikannya, termasuk mengonfirmasi kepada pengurus Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI), Pemuda Pancamarga, dan Laskar Merah Putih yang terlibat demo tersebut.
Rikwanto itu mengungkapkan petugas menyita tiga mobil Unimog yang digunakan pendemo untuk merusak pagar kawat duri (barrier) saat unjuk rasa sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Calon Presiden-Calon Wakil Presiden di Mahkamah Konstitusi (MK).
Pendemo yang menggunakan mobil Unimog itu membahayakan orang lain karena kendaraan tersebut kuat.
Tiga mobil yang kerap digunakan militer itu memiliki nomor polisi asal Bandung dan wilayah Priangan yang meliputi Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar. Nomor polisi tiga kendaraan yang sempat jadi mobil komando pendukung Prabowo yakni D 8499 TC, D 8139 DI dan Z 8383 BH.
Ketiga mobil produksi Mercedes Benz itu diamankan Polda Metro Jaya. Salah satu sopirnya telah ditangkap, bersama tiga pendukung Prabowo lainnya.
"Inisial AP, AS, MD, RM. Salah satunya sopir unimog, tiga orang lainnya provoktor dan pelaku pengrusakan fasilitas umum, nanti sore akan diputuskan," ujar Rikwanto.
Juru Bicara Prabowo-Hatta Marwah Daud Ibrahim mempersilakan pihak kepolisian mengusut pemilik tiga truk Unimog 1300L tersebut.
"Ya di cek saja. Apa benar itu punya massa Prabowo-Hatta atau bukan," kata Marwah saat diskusi Konsolidasi Kebangsaan di Galery Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (22/8).
Unjuk rasa yang dilakukan pendukung Prabowo-Hatta kemarin, juga terdapat beberapa orang penyusup yang inggin memperkeruh suasa unjuk rasa.
"Ada yang mengatakan, ada penyusup dan sebagainya. Kita kan selalu ingin transparan, sifatnya adil, siapa pun itu kalau tdak jelas dan melanggar diperiksa aja," kata Marwah, politisi Partai Golkar.
Marwah menilai, tindakan pihak kepolisian kepada massa Prabowo-Hatta terlalu berlebihan dan seakan-akan massa membuat kericuhan yang membahayakan masyarakat. Padahal kan, selama ini aksi demo dilakukan secara damai.
Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Polda Jabar menyoal kebenaran plat nomor dari tiga truk kecil Mercedes-Benz Unimog 1300L milik massa pendukung Prabowo-Hatta yang disita Polda Metro Jaya.
Mobil Unimog itu diamankan polisi lantaran saat unjuk rasa, tiga Unimog itu diparkir persis di depan pagar kawat berduri yang didirikan polisi di depan Bundaran Patung Kuda, di sekitar kantor Indosat.
Pendukung Prabowo-Hatta merangsek melewati kawat berduri menggunakan Unimog tersebut hingga memicu terjadinya kerusuhan. (tribunnews/thf/m4)