PDI Perjuangan Beberkan Kedekatan Dengan Demokrat
"Posisi PDI Perjuangan di luar pemerintahan sepanjang sejarah politik parlemen dua periode lebih banyak mendukung SBY ketimbang menggagalkannya."
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan membuka peluang Demokrat masuk koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla. Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah membeberkan kedekatan pihaknya dengan Demokrat. Meski selama 10 tahun PDI Perjuangan menjadi oposisi.
"Posisi PDI Perjuangan di luar pemerintahan sepanjang sejarah politik parlemen dua periode, lebih banyak mendukung SBY ketimbang menggagalkan kebijakan SBY," kata Basarah dalam diskusi di MPR, Jakarta, Senin (25/8/2014).
Basarah mengaku PDI Perjuangan dengan Demokrat berbagi tugas selama 10 tahun. Di mana Demokrat sebagai pemenang pemilu bersama SBY menjalankan kekuasaan. Sementara PDI Perjuangan mengawasi jalannya pemerintahan.
"Kami tidak mengharapkan saat Jokowi-JK memerintah, partai pengusung cuma jadi stempel. Kalau Jokowi-JK tidak sesuai dengan undang-undang, PDI Perjuangan wajib mengingatkan," terang Basarah.
Selain itu, Basarah mengingatkan pada 2009, Demokrat mendukung kader terbaik PDI Perjuangan almarhum Taufik Kiemas. "Pada waktu itu Demokrat dan SBY memberi dukungan Taufik Kiemas jadi Ketua MPR dan terpilih secara aklamasi," imbuhnya.
Selain itu ada sejumlah kader Demokrat yang menjadi tim pemenangan Jokowi-JK. Basarah menyebut Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang. Kemudian Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul.
"SBY belum pernah mengatakan bergabung dengan Koalisi Merah Putih. Partai Demokrat berpeluang besar berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Setidaknya pada 2009 lalu Demokrat mendukung kader PDI Perjuangan bisa saja," tuturnya.