Tidak Perlu Rektor, Guru pun Mampu Jadi Menteri Pendidikan
Praktisi pendidikan Retno Listyarti mengkritik keras Jokowi-JK agar tidak lagi memilih menteri pendidikan dari kalangan rektor, profesor dan doktor.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi pendidikan Retno Listyarti mengkritik keras Jokowi-JK agar tidak lagi memilih menteri pendidikan dari kalangan rektor, profesor, dan doktor.
Menurut Retno, rata-rata menteri yang berlatar belakang rektor, profesor dan doktor tidak mengerti masalah pendidikan di lapangan.
Selama ini di era kepemimpinan SBY, ada dua kali pergantian menteri pendidikan dan menurut Retno kepemimpinannya tidak baik.
"10 tahun pemerintahan SBY berkuasa, dua kali ganti menteri pendidikan, kurikulum dan kualitas pendidikan tidak cuma stag tapi mundur," tegas Retno, Kamis (11/9/2014).
Retno pun mengusulkan pada Jokowi-JK agar tidak lagi memilih menteri pendidikan dari profesor, doktor dan rektor. Termasuk juga tidak memilih menteri dari lingkup Muhammadiyah.
"Jangan pilih Mentri dari profesor, doktor dan rektor. Dari Muhamadiyah juga jangan, banyak orang di luar itu yang berkompeten. Guru pun mampu jadi menteri," tambahnya