Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekolah Berasrama Berpotensi Membentuk Karakter Pribadi Unggul

Di balik berbagai manfaat kehidupan berasrama terdapat persyaratan mendasar yang harus dipenuhi siswa sebelum masuk sekolah berasrama

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sekolah Berasrama Berpotensi Membentuk Karakter Pribadi Unggul
Tribun Jogja
Pintu gerbang masuk SMA Taruna Nusantara Magelang. 

TRIBUNNNEWS.COM,  JAKARTA - Presiden Joko Widodo selalu menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia untuk membentuk manusia-manusia Indonesia yang memiliki karakter pribadi unggul, yakni manusia-manusia Indonesia yang memiliki prestasi tinggi dibarengi budi pekerti yang baik.

Karakter pribadi unggul ini diperlukan agar Indonesia mampu berkompetisi dengan negara-negara lain dan bahkan memenangkan persaingan global.

Dalam konteks Indonesia, salah satu komponen dari karakter pribadi unggul adalah karakter kebangsaan dan kebhinnekaan.

Hal ini penting mengingat identitas bangsa Indonesia yang tersusun dari ribuan suku bangsa dengan beragam budaya, tradisi dan agama.

Berangkat dari kesadaran tersebut, Diskusi Publik bertema “Peran Sekolah Berasrama dalam Membentuk Karakter Pribadi Unggul yang Berjiwa Kebangsaan dan Kebhinnekaan” diselenggarakan oleh Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara).

Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber terkait sekolah berasrama yaitu Ahmad Rizali (Pendiri Sekolah Berasrama Internat Alkautsar Parung Kuda Sukabumi dan Staf Khusus Mendikbud Bidang Pendidikan 2014-2016), Ki Darmaningtyas (Pendidik Taman Siswa dan Pengamat Pendidikan), Dr. Deddi Nordiawan (Dosen FEB UI dan Alumni SMA TN), dan Erlinda, M.Pd (Komisioner dan Kadiv Sosialisasi KPAI).

Ketua Umum Ikastara, M. Rachmat Kaimuddin, mengatakan, SMA Taruna Nusantara di Magelang merupakan salah satu perintis sekolah berasrama.

Berita Rekomendasi

SMA Taruna Nusantara didesain secara khusus untuk mendidik pemuda-pemudi Indonesia agar memiliki keunggulan di tiga aspek yaitu akademis, kesiapan jasmani, dan kepribadian.

“SMA Taruna Nusantara kemudian menjadi Kawah Candradimuka manusia-manusia Indonesia agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai kemahiran modern lainnya dengan tetap berkepribadian Pancasila, “tegasnya.

Deddi Nordiawan, alumni SMA Taruna Nusantara yang kini menjadi staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia memberikan kesaksiannya selama menjalani pendidikan di SMA tersebut.

Ia mengatakan, di balik berbagai manfaat kehidupan berasrama terdapat persyaratan mendasar yang harus dipenuhi siswa sebelum masuk sekolah berasrama.

“Banyak orangtua yang tidak mengetahui, atau jika pun mengetahui mereka tidak mau menerima, bahwa kondisi psikologis anak mereka tidak cocok untuk masuk ke sekolah berasrama, “ ujarnya.

Ahmad Rizali menceritakan pengalamannya mendirikan dan membina sekolah berasrama, yakni Sekolah Berasrama Al Kautsar di Parung Kuda, Sukabumi.

Menurutnya, anak yang tidak siap secara mental namun dipaksakan oleh orangtua untuk masuk ke sekolah akan dapat merusak sistem pendidikan berasrama yang sebenarnya sudah bagus berjalan.

Oleh karena itu, sekolah harus tegas untuk menolak.

Erlinda, mengingatkan, orang tua yang menitipkan anaknya di sekolah berasrama tidak lantas lepas tanggung jawab.

Sebagian besar waktu tumbuh kembang anak sesungguhnya dihabiskan bersama keluarga.

Selain itu, peristiwa buruk yang menimpa SMA Taruna Nusantara pada Maret 2017 lalu agar tidak digeneralisir sebagai karakteristik sekolah berasrama.

Ki Darmaningtyas berpendapat bahwa agar sistem sekolah berasrama seperti SMA TN bisa berjalan baik, bentuk kelembagaannya harus sekolah publik dan bukan sekolah swasta.

Hal tersebut untuk menjamin terjaganya kualitas baik dari sisi input, proses, maupun output.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas