Oknum Guru Pukuli Siswa SMAN 6 Semarang hingga Luka 5 Jahitan, Begini Kronologinya
Seorang siswa inisial S mendapat perlakuan menyakitkan. Dia dipukuli oleh guru ekstrakurikuler basket SMAN 6 Semarang inisial G. Akibat kejadian itu,
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Seorang siswa inisial S mendapat perlakuan menyakitkan. Dia dipukuli oleh guru ekstrakurikuler basket SMAN 6 Semarang inisial G. Akibat kejadian itu, S trauma berat, dan mendapat beberapa jahitan pada luka-luka karena pemukulan.
Kejadian itu bermula ketika Rabu 2 Agustus, siswa inisial S terlambat datang ke lapangan basket karena masih mengikuti pelajaran di dalam kelas.
"Selesai pelajaran di kelas. Anak saya salat Ashar dulu. Lalu ganti baju," kata DH orangtua S memaparkan kronologi kejadian kepada tribunjateng.com, Selasa (29/8/2017).
Sampai di lapangan, ekstrakulikuler basket sudah berjalan. Siswa kelas X itu kemudian diminta G (guru) untuk lari cepat. Kemudian S lari lebih cepat lagi sampai harus melewati teman-temannya.
"Anak saya mengikuti arahan pelatih. Tapi kemudian dia motong jalur lari. G lalu bilang kalau tidak niat pulang saja," kata DH, orangtua siswa S hari Selasa (29/8/2017) di kantor Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
S lantas mengambil tas dan menghampiri G untuk berpamitan. "Anak saya lalu menjulurkan tangan untuk bersalaman. Tapi lama tidak direspon G. Lalu anak saya menepuk pundak G karena niat bersalaman tidak direspon. Ketika itu G memukul anak saya hingga luka di telinga kanan," bebernya.
Tidak hanya sekali, G lalu memiting S dan kembali memukulnya berulang kali. "Luka cukup parah sampai lukanya dijahit lima jahitan. Kemudian kami melapor ke sekolah," tandasnya.
Untuk menghilangkan trauma, DH meminta bantuan Dinas Pendidikan Provinsi untuk memindahkan sekolah yang sederajat.
"Saya akan pindahkan ke sekolah lain yang sederajat. Ini demi perkembangan anak saya. Saya ingin anak saya kembali semangat sekolah," tegasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Semarang, Bambang Suronggono bertemu orangtua S dengan Sekretaris Disdikbud Provinsi Jateng, Mulyono. Pertemuan itu sebagai upaya menjembatani untuk hilangkan trauma si siswa.
Mulyono mengatakan telah mengumpulkan pihak sekolah dan korban untuk mendapatkan informasi yang utuh sehingga bisa secara cepat mengambil keputusan selanjutnya.
"Kami juga telah memberikan sentuhan psikologis korban dari ahlinya. Berdasarkan hasil pendampingan, kondisi korban sudah mulai mereda," ungkapnya.
"Pelaku pemukulan, G sudah dipecat dari sekolah. Jika masih nyaman di sekolah lama, kami akan mengawal dalam pendampingan. Kalau tidak mau, kami sudah mencari sebuah sekolah yang sejajar, jauh dari masyarakat SMAN 6 Semarang, dan ketersediaan formasi kursi," ujarnya. (tribunjateng/galih permadi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.