Ikuti Akademi Luar Angkasa AS, Tujuh Guru Diharapkan Makin Inovatif dalam Mendidik
Simulasi astronot dan eksperimen sains membuka pandangan mereka sehingga lebih inovatif dalam teknik pengajaran sains dan matematika bagi anak didik
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tujuh guru asal Indonesia bercerita pengalamannya setelah mengikuti program pelatihan intensif khusus dalam bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM), di akademi luar angkasa di Amerika Serikat (AS).
Simulasi astronot dan eksperimen sains membuka pandangan mereka sehingga lebih inovatif dalam teknik pengajaran sains dan matematika bagi anak-anak didik di kelas.
Pelatihan khusus itu merupakan program Honeywell Educators at Space Academy (HESA) di akademi antariksa AS.
Bekerjasama dengan US Space & Rocket Center (USSRC), Honeywell mengembangkan program beasiswa untuk membantu guru matematika dan sains sekolah menengah dari seluruh dunia menjadi pendidik yang lebih efektif di bidang STEM.
Para guru yang ikut serta dalam program selama lima hari ini mengikuti pelatihan intensif berfokus pada sains dan eksplorasi luar angkasa serta latihan-latihan yang digunakan para astronot, seperti simulasi jet dan misi antariksa, latihan kemahiran di darat dan air, dan program dinamika penerbangan interaktif.
Tujuannya membekali para guru dengan teknik pengajaran yang inovatif hingga dapat membuat suasana belajar sains dan matematika di kelas menjadi lebih hidup dan menginspirasi para murid dalam mata pelajaran.
Baca: Biaya Pendidikan dan Wisata Sumbang Inflasi Terbesar
Ketujuh guru yang mengikuti program HESA tahun ini adalah Ahmad Zimamul Umam (Jakarta/Sekolah High Scope Indonesia), Andriana Susmayanti (Bandar Lampung/Sekolah Pelita Bangsa), Andry Permana (Surabaya/Sekolah Cita Hati West), Grice Purba (Bogor/SMP Taruna Bangsa), Marjon Roche (Surabaya/Xin Zhong School), Shilpa Karve (Jakarta/Sekolah Bunda Mulia), Slamet Riyadi (Salatiga/SMP Negeri 4 Tengaran Satu Atap).
“Point utama dari pengalaman berharga saya ini adalah memahami bahwa kita mendidik Generasi Mars. Mereka (anak didik) harus sadar akan ruang, teknologi, dan bagaimana dunia berubah serta berkembang menuju angkasa luar,” kata Shilpa Karve, salah satu guru yang mengikuti program HESA di AS di Jakarta, Rabu (4/10/2016).
Menurut dia, pelajaran dan kegiatan dalam space camp telah memberi ruang lingkup yang luar biasa untuk melakukan aktivitas guru di kelas.
“Itu membuat saya berpikir bagaimana mengembangkan dan mengenalkan konsep baru di kelas. Kegiatan simulasi roket, gravitasi, rover, robot, sirkuit raspberry dan lainnya adalah konsep baru dan sangat membantu saya untuk berpikir lebih luas,” tuturnya.
Marjon Roche, guru dari Surabaya mengaku senang dan bangga dapat berbagi pengalaman kepada murid-murid.
"Setelah ini akan menyampaikan pengalaman itu dan mengemasnya menjadi bahan pembelajaran bagi anak-anak terutama untuk mendesain dan membuat simulasi roket," kata Marjon.
Baca: Guru Besar UI: Tidak Ada Bukti Baru yang Bisa Jadikan Novanto Tersangka