Penulis Buku Balita Berkonten LGBT Datangi KPAI
Penulis buku Balita Langsung Lancar Membaca yang menuai kontroversi lantaran memuat kata waria di dalamnya, Intan Novina, mendatangi kantor Komisi Per
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penulis buku Balita Langsung Lancar Membaca yang diduga berisi konten lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), Intan Novina, mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2018).
Kehadiran Intan untuk mengkonfirmasi kepada KPAI perihal isi buku Balita Langsung Lancar Membaca tersebut.
Pertemuan Intan dengan KPAI berlangsung kurang lebih satu jam.
Baca: Enam fakta ekonomi yang menjelaskan demonstrasi di Iran
Dalam pertemuan tersebut, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan, Intan sebagai penulis buku mengakui bahwa buku tersebut merupakan tulisannya bersama Purnama Andri.
Namun, kata Retno, isi buku tersebut sepenuhnya tulisan Intan.
Retno mengatakan bahwa Intan bertanggung jawab penuh terkait tulisan yang mengundang kontreversi tersebut.
"Saudari Intan Noviana mengakui bahwa buku Balita Langsung Lancar Membaca yang mengandung konten LBGT adalah tulisannya. Saudari Intan juga siap bertanggung jawab terkait penulisan itu," kata Retno Listyarti.
Lebih lanjut, dalam pertemuan tersebut KPAI juga menanyakan terkait motif yang mendorong Intan menulis dan memilih kata, "Opa suka Waria, Widia bisa menikahi Vivi" dan lainnya.
Menurut Retno, penulis membantah dan menyatakan tidak ada motif tertentu dari kalimat tersebut.
Baca: Dinilai Mendadak, Sidang Dakwaan Jonru Ginting Batal Digelar
"Widia itu di benak saya Widyatmoko, tetapi karena dipenggal menjadi Moko, di benak saya tidak ada untuk pernikahan sejenis," kata Retno meniru peryataan Intan.
Dalam pertemuan itu juga, lanjut Retno, penulis juga mengaku terkejut dengan pemberitaan yang ada.
Pasalnya, gambar screenshot yang diedarkan di medsos itu juga pernah beredar pada 2012 lalu.
Untuk itu, kata Retno, penulis pun meminta maaf, karena dari buku itu telah membuat heboh masyarakat.
"Saudari Intan juga meminta maaf atas kekeliruan memilih kata-kata itu," terangnya.(*)