Bekantan Nyelonong Masuk ke Ruang Kelas, Siswa Heboh Melarikan Diri
Seekor bekantan yang membuat panik pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tengah belajar di ruang kelas.
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Seekor bekantan yang membuat panik pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tengah belajar di ruang kelas.
Salah satu kelas di SMA Negeri 8 Balikpapan dikejutkan dengan kehadiran bekantan yang tiba-tiba melompat dari arah pintu ke depan kelas.
Baca: Bye-bye Etios Valco, Toyota Resmi Hentikan Produksinya di Indonesia
Beberapa saat setelah si bekantan masuk ruang kelas, bekantan tersebut sempat diam di bawah papan tulis.
Melihat bekantan yang melompat dan berada di depan ruang kelas, murid-murid yang mulanya serius memperhatikan buku masing-masing berhamburan ke belakang kelas.
Peristiwa yang terjadi pada Senin (29/1/2018) sekitar pukul 11.00 ini, terekam dalam CCTV ruang kelas X IPA 3 SMA Negeri Balikpapan.
Baca: Saling Klaim Dapat Dukungan Rizieq Shihab, Alumni 212 Terbelah Karena Perbedaan Nama
Meskipun sempat diam di depan kelas, bekantan yang datang secara mengejutkan itu kemudian melompat pergi melewati jendela.
Mengapa bekantan ini bisa masuk ke ruang kelas?
Hewan endemik pulau Borneo ini biasa hidup di hutan bakau, rawa dan hutan pantai.
Salah satu yang menjadi keunikan SMA Negeri 8 Balikpapan, sekolah ini merupakan kawasan konservasi mangrove.
Kawasan konservasi mangrove Margomulyo lebih dikenal warga sebagai hutan bakau SMA Negeri 8 Balikpapan, sebab berada tepat di belakang kompleks sekolah.
Pihak sekolah bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan dan kelompok tani di sekitarnya merawat keberadaan hutan bakau tersebut.
Hutan ini muncul dari keprihatinan warga Margomulyo atas pembukaan masif pada pesisir untuk kegiatan industri dan pemukiman.
Sejak sekolah berdiri pada 2004, siswa ikut aktif merawat kawasan ini.
Dari yang semula luasnya 5 hektare, kini menjadi 21 hektare setelah pemerintah menambah luas dengan menetapkan sebagai kawasan lindung.
Baca: Penderita Difteri di Balikpapan Sudah Capai 17 Orang, Ini Penanganan yang Dilakukan DKK
Sebagai upaya perawatan, kawasan itu dipagari, diberi jalan pijakan berupa jembatan 1 meteran dan dibangun mengeliling sampai 1,5 kilometer.
Di sekolah ini, sesekali terdengar keriuhan suara bekantan yang ternyata bisa tiba-tiba masuk kelas.
Simak videonya di atas.(Tribun kaltim/Alfiah Noor Ramadhany)