Riset dan Pengabdian Masyarakat Adalah 2 dari 3 Tridarma PT Sebagai Kontribusi Proses Pendidikan
dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D mengatakan Riset dan pengabdian masyarakat adalah 2 dari 3 tridarma perguruan tinggi sebagai kontribusi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D mengatakan Riset dan pengabdian masyarakat adalah 2 dari 3 tridarma perguruan tinggi sebagai kontribusi pada proses pendidikan.
"Roadmap riset dan pengabdian masyarakat yang jelas akan mampu menggiring penelitian mahasiswa menjadi lebih terarah dan implementatif dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat. Namun roadmap tersebut harus fleksibel agar bisa mengakomodasi kebutuhan berbagai pihak," ungkap Agustin Kusumayati disela-sela Workshop Kajian Arah Riset Kesehatan Masyarakat di Hotel Santika Depok, Selasa, (27/112018) lalu.
Sementara itu, Prof. dr. Meiwita Paulina Budiharsana, MPA., Ph.D., selaku guru besar FKM UI untuk bidang kependudukan, kesehatan reproduksi, dan sistem informasi kesehatan yang hadir di acara untuk menerbitkan buku mengenai arah riset kesehatan masyarakat di Indonesia itu, menyebutkan bahwa dalam berbagai peraturan pemerintah dan perundangan yang ada, sudah seringkali disebutkan mengenai pentingnya upaya preventif dan promotif kesehatan, namun sayangnya upaya-upaya tersebut kurang diapresiasi dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan saat ini.
Didukung oleh Program UI Peduli, dengan Skema Kajian, Dewan Guru Besar (DGB) FKM UI berupaya mengkaji dan menyusun arah riset kesehatan masyarakat di Indonesia sebagai acuan baik bagi para peneliti, dosen, mahasiswa, dan pihak terkait dengan luaran akhir dalam bentuk buku mengenai arah riset kesehatan masyarakat di Indonesia.
Buku ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam seperti apa tantangan dan kebutuhan dari kondisi kesehatan di Indonesia dan bagaimana riset yang dilakukan baik oleh pemerintah, swasta maupun universitas sebagai institusi pendidikan dapat membantu menghadapi tantangan maupun menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini.
Menentukan fokus arah riset kesehatan khususnya kesehatan masyarakat penting untuk dilakukan agar riset yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun universitas tidak hanya sebatas penggugur kewajiban, namun juga agar dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan Indonesia, khususnya di bidang kesehatan.
“Arah riset kesehatan masyarakat FKM UI yang dirumuskan ini diharapkan dapat menjadi lokomotif penelitian kesmas di Indonesia.” tutur ketua DGB FKM UI, Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD dalam pembukaan worshop tersebut.
Workshop ini mengundang para pemangku kepentingan dan para ahli dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia untuk berdiskusi dan mengembangkan gagasan dan wawasan terkait topik riset kesehatan masyarakat berdasarkan hasil kajian pustaka awal, untuk kemudian digali lebih dalam kembali menjadi arah riset kesehatan masyarakat.
Rumusan yang dihasilkan dapat berkontribusi untuk tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia, yang pada akhirnya dapat diimplementasikan baik oleh universitas, pemerintah, swasta, maupun lembaga donor penelitian.
Dalam workshop ini disampaikan lima paparan materi terkait perumusan arah riset kesmas oleh: dr. Siswanto, MHP, DTM – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI; Doni Hikmat Ramdhan, S.KM, M.K.K.K., PhD, Manager Unit Riset dan Pengabdian Masyarakat FKM UI; Dr. Alex Papilaya, DTPH, mantan dekan FKM UI dan selaku tim pengembangan FKM UI; dr. Adang Bachtiar, MPH, DSc, staf pengajar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, dan Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD. Kesemuanya menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam riset kesmas.
Dalam paparannya, dr. Siswanto, MHP, DTM menyampaikan mengenai pentingnya inovasi riset kesmas dalam merubah gaya hidup karena peningkatan penyakit tidak menular di Indonesia yang sangat signifikan sejak tahun 1990 hingga 2017. Inovasi penelitian kesmas dapat difokuskan ke arah implementasi dan studi intervensional, seperti participatory action research.
Sangat disayangkan bahwa Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) saat ini lebih terfokus ke arah inovasi produk farmaseutik, alat kesehatan dan diagnostic serta kemandirian bahan baku obat, tidak mencakup penelitian kesmas. Inovasi yang dirumuskan oleh RIRN sangat berorientasi pada produk, sehingga diperlukan juga orientasi inovasi promosi kesehatan dan inovasi preventif untuk mempengaruhi perilaku dalam rangka meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat agar penggunaan anggaran riset dan kesehatan bisa lebih efektif dan efisien.
dr. Siswanto juga menekankan bahwa kurangnya perhatian pemerintah pada perkembangan riset kesehatan masyarakat tampak dalam implementasi health security agenda di Indonesia, dimana global health security agenda sudah ada, tapi national health security Indonesia sendiri belum dipikirkan secara mendalam, dan belum adanya mapping resiko kesehatan di Indonesia.
Dalam diskusi lebih lanjut, isu terkait big data, transparansi data pemerintah, dan knowledge management juga menyeruak. Prof. dr. Endang Laksminingsih, MPH., Dr.PH mengemukakan infleksibilitas akses data sekunder dari pemerintah, seperti riset kesehatan dasar (riskesdas) sehingga mahasiswa beralih pada penggunaan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) yang merupakan dari institusi swasta non-profit yang menyediakan akses datanya secara terbuka.
Ibu Dekan FKM UI menambahkan bahwa kemandirian riset kesehatan masyarakat bisa dimulai dengan pendekatan hilirisasi IPTEK kesehatan masyarakat melalui startup hasil riset kesehatan masyarakat yang menjadi praktek baru perilaku masyarakat. Sehingga produk riset kesmas akan lebih dikenal oleh masyarakat dan keperluan riset kesmas tidak terus bergantung kepada Biaya Pendidikan maupun hibah penelitian.
Peserta workshop menyepakati pentingnya inovasi riset, distribusi dana, serta agenda riset yang jelas yang didukung oleh keterbukaan data dan kerjasama baik dari pemerintah maupun swasta dalam pengelolaan pengetahuan (knowledge management) yang terintegrasi. Dengan mendiskusikan gagasan dan wawasan dari berbagai sudut pandang, workshop ini menjadi bahan bakar bagi pentusunan arah riset kesehatan masyarakat FKM UI sebagai lokomotif riset kesehatan masyarakat di Indonesia.