Buku Pelajaran Siswa SD/MI Kelompokkan NU Organisasi Radikal, NU Jombang Protes & Tuntut Kemendikbud
Buku Pelajaran Siswa SD dan MI Kelompokkan NU Organisasi Radikal, NU Jombang Tuntut Kemendikbud Evaluasi
Editor: Mujib Anwar
![Buku Pelajaran Siswa SD/MI Kelompokkan NU Organisasi Radikal, NU Jombang Protes & Tuntut Kemendikbud](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/buku-pelajaran-siswa-mi-dan-sd-tuai-kontroversi-di-kalangan-nu.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Sebuah buku pelajaran, berupa buku pegangan siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Jombang menuai kontroversi, bahkan memunculkan protes di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Buku tersebut adalah buku pelajara tematik terpadu kurikulum 2013 yang berjudul 'Peristiwa Dalam Kehidupan', dianggap memuat deskripsi kurang tepat mengenai NU, organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia.
Deskripsi tersebut adalah mengelompokkan NU sebagai organisasi radikal.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengevaluasi buku ajar untuk siswa SD dan MI, tersebut karena berpotensi merugikan NU.
Katib Syuriah PCNU Jombang, Ahmad Syamsul Rijal mengatakan, buku yang diterbitkan Kemendikbud RI 2017 tersebut memuat deskripsi 'tidak wajar' mengenai NU.
Deskripsi 'tidak wajar' itu termuat pada halaman 45 dalam sub tema 1 Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan.
Dalam buku tersebut tertulis, Masa Awal Radikal (tahun 1920-1927-an).
Dalam penjelasannya, sambung Syamsul Rijal, termuat tulisan 'Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah pada abad ke-20 disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan nasional pada masa ini bersifat radikal/keras terhadap pemerintah Hindia Belanda'.
"Mereka menggunakan asas nonkoperatif/tidak mau bekerja sama. Organisasi-organisasi yang bersifat radikal adalah Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Nahdlatul Ulama (NU), Partai Nasionalis Indonesia (PNI)," kata Syamsul Rijal mengutip kalimat dalam buku tersebut, Rabu (6/2/2019).
Menurut Syamsul Rijal, penggambaran model perjuangan kelompok, khususnya NU seperti itu dinilai tidak tepat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.