Peluncuran Ero: Regenerasi Alami Aqua Dwipayana di Awal 2020
Jika biasanya tampil “solo” selama dua jam bahkan seringkali lebih, kali ini bapak dua anak itu melibatkan tiga “pembicara” tambahan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Memasuki 2020, ada fenomena menarik dalam “serial” Sharing Komunikasi dan Motivasi yang diperlihatkan pakar Komunikasi dan motivator nasional Dr Aqua Dwipayana.
Dalam penampilan perdananya pada 2020, Aqua tampil tidak biasa.
Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, itu “memecah telur” pakem penampilannya yang belasan tahun dilakoninya saat diundang untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi.
Jika biasanya tampil “solo” selama dua jam bahkan seringkali lebih, kali ini bapak dua anak itu melibatkan tiga “pembicara” tambahan.
Salah satunya ialah Savero “Ero” Karamiveta Dwipayana, yang tidak lain ialah anak bungsu sang motivator.
Kakak angkatan Ero di Fikom Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, Jawa Barat, yakni Fauzi Akmal, juga diikutsertakan. Plus wartawan senior yang telah menulis banyak buku Nurcholis MA Basyari.
Di Ranah Minang tanah leluhurnya, Aqua tampil berkolaborasi memenuhi undangan Sharing Komunikasi dan Motivasi di aula serbaguna SMA N 1 Bukittinggi, Sumatera Barat.
Acara yang digelar pada 2-3 Januari 2020 atas inisiatif Wakil Bendahara Minang Diaspora Network Global Mulyeni itu bertema “Mengoptimalkan Kemampuan Komunikasi dan Sinergitas Guru, Siswa, dan Orangtua di Era Revolusi 4.0”.
Sharing Komunikasi dan Motivasi di Bukittinggi itu tampaknya menjadi gong peluncuran Ero ke publik.
Aqua sepertinya memiliki pertimbangan khusus saat memilih tempus dan locus untuk “tes drive” sekaligus menunjukkan ke publik kemampuan komunikasi dan memotivasi anak bungsunya itu.
Momen “serial” perdana kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi di awal tahun tentulah menyiratkan makna istimewa.
Tempat atau daerahnya juga terasa istimewa, yakni Sumatera Barat, tanah asal leluhur Aqua yang lahir dan besar di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Momentum “peluncuran” Ero juga tampak klop dengan tema dan audiens kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi di SMA N 1 Bukittinggi itu.
Digelar secara maraton dalam enam sesi selama 1,5 hari itu, acara tersebut diikuti lebih dari 1.500 siswa/i dan guru SMA/SMK se Bukittinggi. Selain itu, ada juga sesi khusus yang pesertanya para orangtua murid.
Penampilan Ero sebagai “anak milenial” dan mahasiswa salah satu universitas favorit di forum tersebut memberikan nilai tambah dan daya tarik tersendiri bagi para peserta.
Respons peserta juga antusias dengan mengajukan sejumlah pertanyaan di akhir sesi dan berlanjut di luar ruang tempat berlangsungnya acara tersebut.
Adapun bagi peserta dari kalangan guru dan orangtua murid, paparan Ero secara spontan tanpa teks dalam kegiatan itu memperluas cakrawala pandang dan memberikan pencerahan mereka.
Di forum tersebut, Ero yang didapuk spontan oleh sang ayah untuk tampil itu memaparkan pengalaman dirinya dalam pengasuhan keluarga yang demokratis dan interaksinya di luar rumah, baik dengan sesama siswa atau mahasiswa, guru/dosen maupun para sahabat jejaring ayahnya.
Aqua tampak sangat memahami potensi Ero sehingga sejak dini secara serius “mengkader” anak bungsunya itu dengan mengajak keliling mengikuti kegiatan silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi di ratusan tempat di seluruh Indonesia dan belasan kota mancanegara.
Selama “tandem” itu, Ero menyaksikan langsung kiprah sang ayah menjalin jejaring komunikasi dan memotivasi ratusan ribu orang di berbagai daerah di kolong langit yang satu ini.
Aqua menyebut, selama itu pula Ero mendapatkan bekal “kartu ATM”, yakni kemampuan untuk “amati, tiru, dan modifikasi”.
Hingga akhirnya, Ero dapat membuktikan dirinya juga siap dan layak tampil di acara Sharing Komunikasi dan Motivasi yang selama ini menampilkan pembicara tunggal Dr Aqua Dwipayana.
Regenerasi Alami
Langkah Aqua dalam 'peluncuran' Ero ini dapat dianggap sebagai cara alami dalam regenerasi.
Rekrutmen dan kaderisasi alami akan melahirkan generasi tangguh secara fisik dan mental, tanggap membaca situasi, dan trengginas mengambil sikap dan tindakan dalam merespons perkembangan yang terjadi.
Seringkali dijumpai, dalam memilih bidang kerja atau profesi, sseseorang menempuh jalan pintas.
"Lebih memprihatinkan, orangtua “habis-habisan” mendukung jalan instan itu. Apa saja ditempuh asalkan si anak bisa masuk atau diterima," kata Aqua.
Alih-alih menyiapkan agar anak-anak mereka mampu bersaing memasuki dunia kerja/profesi dan jenjang pendidikan kedinasan/tinggi, kata dia, tidak sedikit yang justru berbekal kasak-kusuk cari sponsor, koneksi, katabelece atau bahkan main suap.
"Semestinya, akan lebih terhormat dan elegan, jika yang bersangkutan dipersiapkan secara sungguh-sungguh agar mampu bersaing dan lulus tes saringan masuk. Misalnya, memberikan pelatihan intelektual, fisik, mental, dan spiritual sehingga anak yang bersangkutan siap mengikuti seleksi tanpa harus berbuat curang atau menyimpang. Cara-cara tidak terpuji seperti itu hanya akan melahirkan generasi rendah integritas yang tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai," kata dia.