Mengenal Pak Ridwan, Guru Matematika di Acara Belajar dari Rumah: Gemar Matematika di TVRI
Mengenal Pak Ridwan, sosok yang selalu muncul dalam tayangan Belajar dari Rumah: Gemar Matematika di TVRI.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Mengenal Pak Ridwan, sosok yang selalu muncul dalam tayangan Belajar dari Rumah: Gemar Matematika di TVRI.
Pak Ridwan merupakan satu di antara pemateri dalam program Belajar dari Rumah yang tayang di TVRI setiap Senin-Jumat.
Pak Ridwan hadir dalam acara Gemar Matematika untuk siswa SD kelas 1-3 dan kelas 4-6.
Dalam memandu acara ini, Pak Ridwan tampil dengan gayanya yang khas, yaitu memakai pakaian adat Indonesia.
Pak Ridwan juga tak pernah alpa menyisipkan pesan, "belajar matematika bersama Pak Ridwan, membuat matematika menjadi lebih mudah" di setiap acara.
Lantas, seperti apa dan bagaimana sosok Pak Ridwan?
Berikut profil dan sosok Pak Ridwan dalam acara Belajar dari Rumah: Gemar Matematika sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
1. Biodata Ridwan
Pemilik nama lengkap Raden Ridwan Hasan Saputra ini lahir di Bogor, 16 April 1975.
Mulai dari SD, SMP, SMA, hingga kuliah, dihabiskan Ridwan di Bogor.
Ridwan adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
Ayahnya adalah petugas administrasi di Institut Pertanian Bogor (IPB), sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Pada 1998, Ridwan menamatkan pendidikan S1 dari Fakultas Pertanian IPB.
Kemudian pada 2001, Ridwan menyelesaikan studi di Pascasarjana Teknologi Pertanian IPB.
Baca: Jadwal TVRI Belajar dari Rumah Sabtu, 2 Mei 2020: Ada Hardiknas 2020, Bertema Belajar dari Covid-19
Baca: Link & Jadwal TVRI Belajar dari Rumah Minggu, 3 Mei: Cerita Minggu Pagi hingga Ragam Indonesia
2. Dirikan Lembaga Les
Dikutip dari Kompas.com, Ridwan adalah pengajar lembaga les yang didirikannya pada 2001, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) di Bogor, Jawa Barat.
Pada awalnya, KPM hanya punya dua murid usia SD.
Ridwan menyulap rumah tipe 21 miliknya menjadi tempat belajar bagi para siswa KPM.
Ia tak pernah berkecil hati dan tetap telaten membagikan ilmu yang ia punya kepada siswa.
Hari demi hari dan kini, lembaga les yang didirikan Ridwan tak hanya di Bogor.
Kini, Ridwan telah memiliki 14 cabang KPM yang tersebar di sejumlah provinsi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Selain itu, bila dulu Ridwan mengajar sendiri, kini ia memiliki karyawan dan staf pengajar.
3. Sediakan kotak amal
Masih dari Kompas.com, Ridwan pernah melakukan sebuah terobosan saat mengelola lembaga lesnya setelah dua tahun berjalan.
Ia menghapus patokan tarif.
Sebagai gantinya, Ridwan menyediakan keropak alias semacam kotak amal.
Siswa yang belajar di rumahnya bisa mengisi keropak dengan tarif seikhlasnya.
Uang tersebut dipergunakan Ridwan untuk menutup biaya operasional, seperti menggaji karyawan.
Bila ada lebih, barulah ia pakai untuk kepentingan lain.
4. Metode pengajaran
Ada dua hal yang diterapkan Ridwan di KPM.
Pertama, metode seikhlasnya yang berlaku bagi semua murid dan staf pengajar.
Tujuannya, kata Ridwan, memberikan ruang yang lebar untuk anak miskin mendapatkan hak pendidikan.
Metode seikhlasnya ini masih berlanjut sampai sekarang.
Dikutip dari situs kpmseikhlasnya.com, siswa yang ingin belajar, berlatih, atau berlomba memakai bayaran dengan memasukkan uang ke dalam keropak.
"Bagi yang ingin membayar seenaknya, semaunya atau tidak membayar sekalipun, kami persilakan," tulis situs tersebut.
Kedua, metode Matematika nalaria realistik.
Dengan metode ini, Ridwan mengedepankan belajar Matematika yang menyenangkan dan tidak fokus pada hafalan.
Semua siswa dilatih menggunakan soal-soal yang terkait kehidupan sehari-hari.
5. Lahirkan juara olimpiade
Ketekunan yang ditunjukkan Ridwan perlahan mulai menampakkan hasil.
Pada medio 2007, ia berhasil membawa empat anak didiknya bertanding dalam Olimpiade Matematika tingkat SD di India.
Di sana, rombongan kecil Ridwan ini menyabet tiga medali emas, satu perak, dan satu perunggu.
Beberapa tahun lalu, tim dari lembaganya juga berhasil menorehkan hasil baik pada Junior Balkan Mathematical Olympiad (JBMO) di Turki.
Dalam kompetisi itu, siswa-siswanya mengalahkan pesaing kuat dari Amerika Serikat dan Rusia dengan mendapatkan dua emas dan dua perunggu.
Bahkan di sebuah momen pada 2014, Ridwan meminta maaf pada Menteri Pendidikan, M Nuh terkait prestasi anak didiknya.
"Dengan rendah hati, maaf Pak Menteri, kami juga pernah mengalahkan tim dari Kemdikbud di Olimpiade Matematika," ucap Ridwan malu-malu.
Kini, Ridwan ikut menjadi satu di antara pengajar olimpiade matematika Indonesia.
6. Raih penghargaan
Kerja keras yang dilakukan Ridwan akhirnya membuahkan banyak penghargaan untuknya.
Pada 2007, Ridwan dan sejumlah anak didiknya dianugerahi Satyalancana Wirakarya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lalu pada 2013, ia meraih anugerah Tokoh Perubahan 2013 dari sebuah harian nasional.
Setahun kemudian, Ridwan mendapatkan Anugerah Peduli Pendidikan 2014 dari Kemdikbud serta sejumlah prestasi mentereng lainnya.
Selain itu, kini Ridwan digandeng Kemdikbud menjadi pemateri di program TV Edukasi dan Gemar Matematika di TVRI.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)