Curhat dua Guru Sekolah Dasar, Anggit dan Herawan: Kangen ke Sekolah dan Mengajar Lagi
Namun demikian bagi Anggit ini merupakan suka dan duka sebagai guru sekolah
Editor: Rachmat Hidayat
"Misalnya, ada yang bilang tidak mengajar tapi tetap dapat gaji, ini yg menimbulkan banyak sekali bahasan yang perlu diklarifikasi," ujar Anggit.
Baca: Bamsoet Buka Suara Terkait Konser Virtual Berbagi Kasih Bersama Bimbo
"Untuk menghilangkan rasa jenuh kadang saya pergi ke kebun, kebetulan saya punya kebun, jadi saya pergi saja untuk menghilangkan rasa penat dan jenuh," sambung Anggit.
Namun demikian bagi Anggit ini merupakan suka dan duka sebagai guru di tengah situasi Covid-19 ini.
Anggit mengatakan, yang sebenarnya lebih menjadi duka bagi para guru dan murid saat ini yakni kerinduan berkomunikasi langsung.
Kondisi ini, lanjut Anggit, membuat seolah dirinya kehilangan kendali kepada pada muridnya.
"Kami, guru dan murid, sangat rindu untuk saling bertemu dan berkomunikasi. Ketiadaan proses belajar mengajar membuat murid dan guru seolah-olah lost control meskipun ada tugas yg sudah diberikan kepada murid," terang Anggit.
Waktu piket, ketika ingin memberikan hasil kerjanya ada yang bilang, "Pak kita kangen sekolah lagi, bosan di rumah terus,"" kata Anggit bercerita.
Hal senada diungkap Herawan Pambudiarso (25), guru SD Gumawangkidul Wonosobo Jawa Tengah. Herawan menceritakan, sekolahnya mengajar tidak lagi melakukan proses belajar mengajar secara langsung dengan para murid per tanggal 14 Maret 2020.
Semua proses pembelajaran dilakukan secara daring melalui aplikasi WhatsApp. Menurut cerita Herawan, proses pembelajaran online di wilayahnya mengabdi agak rumit dilakukan.
Jaringan internet yang kurang mumpuni dan perangkat Handphone menjadi kendala utama dalam proses penyaluran pengetahuan kepada pada muridnya. Selain itu, sejumlah orang tua murid tidak menggunakan aplikasi WhatsApp, yang menjadi media bagi guru dan murid belajar.
"Kendala terutama di masalah HP dan jaringan internet. Karena ada beberapa orang tua yang tidak menggunakan WA, dan di sana jaringan lumayan susah, biasanya tugas dikirim lewat WA grup wali murid," kata Herawan.
Kendala lain yang ditemukan Herawan yaitu siswa kebingungan mengerjakan tugas. Alasannya karena jaringan internet yang tidak stabil.
Baca: Disuruh Karantina, Pria Ini Emosi Sumpahi Perawat Kena Corona, Kini Menyesal & Ingin Jadi Relawan
"Sehingga untuk menjelaskan susah, ada juga beberapa siswa yang tidak mengumpulkan beberapa tugas," sambungnya menjelaskan.
Herawan, sebagai seorang guru, mengakui dirinya sangat jenuh dengan gaya Work From Home (WFH) yang kini diterapkan. WFH membuat interaksi antara para guru dan siswa dalam berdiskusi menjadi sangat terbatas.