Soal Rencana Sekolah Dibuka Padahal Corona Belum Reda, Pengamat: Harus Ada Aturan agar Siswa Aman
Pengamat pendidikan dari UNS, Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd memberikan tanggapannya soal rencana pembukaan sekolah saat virus corona belum mereda.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Joko Nurkamto M.Pd. turut memberikan pandangannya terkait wacana sekolah akan kembali dibuka.
Berbarengan dengan penerapan new normal, desas-desus mengenai sekolah yang akan dibuka pun kian santer terdengar.
Padahal, jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal karena virus corona di Indonesia masih belum menurun.
Joko mengatakan, pembukaan sekolah harus memperhatikan kapan berakhirnya virus corona di Indonesia.
Pasalnya, perkiraan atau prediksi berakhirnya corona masih belum bisa ditentukan.
Ada yang menyebut Juli, September, dan bahkan pada akhir tahun 2020.
"Saya ingin meyoroti dahulu tentang kapan berakhirnya corona."
"Ada yang mengatakan Juli, September, November, bahkan diperkirakan bisa sampai akhir tahun bergantung dari bagaimana kita patuh terhadap aturan pemerintah dan hal lain," jelas Joko kepada Tribunnews, Rabu (27/5/2020) malam.
Baca: Pengamat Nilai Bidang Pendidikan Harus Siap Hadapi New Normal: Adaptasi Cepat dan Tepat adalah Kunci
Joko menuturkan, prediksi berakhirnya corona ini berkaitan dengan pembukaan sekolah dan kampus.
Menurut Joko, dalam jenjang perkuliahan, akan timbul persoalan baru saat anak-anak yang diwajibkan masuk seperti semula.
"Kalau bicara kampus yang baru akan dimulai akhir Agustus atau awal September, kalau prediksi corona selesai Juli maka tidak masalah."
"Tetapi kalau misalnya corona berakhir akhir tahun, berarti saat September mulai masuk baru ada persoalan," jelas Dosen FKIP UNS itu kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.
Hal yang sama juga terjadi pada jenjang SD, SMP, dan SMA.
Baca: Pengamat Ungkap Sisi Positif Pembelajaran Daring di Masa Pandemi: Kemampuan Literasi IT Meningkat
Joko mengatakan harus ada aturan baru untuk mendisiplinkan anak-anak saat masuk sekolah di tengah wabah.
"Kalau SD, SMP, dan SMA yang Juli sudah masuk, kalau Juli berakhir corona maka tidak ada masalah."
"Kalau sampai Juli belum selesai harus ada aturan baru yang disebut new normal," jelas Joko yang juga menjabat sebagai Kaprodi Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris di UNS itu.
Joko pun menyinggung keterangan Menkopolhukam Mahfud MD soal penerapan new normal yang masih menjadi wacana.
Namun, kalau seandainya penerapan new normal diberlakukan, Joko menilai, anak-anak tidak harus masuk seperti biasanya sebelum ada pandemi.
"Jika Juli masuk dan corona diperkirakan berakhir November, maka ada masa Agustus, September dan Oktober. Ada waktu tiga bulan pertama yang dikatakan berlangsungnya new normal dalam pendidikan," tuturnya.
Baca: New Normal Indonesia, Apa Saja Protokol di Area Institusi Pendidikan?
"Tapi seandainya itu diberlakukan, saya juga tidak membayangkan anak-anak masuk full seperti sebelum corona," tambah Joko.
Lantas bagaimana new normal dalam dunia pendidikan?
Joko mengatakan, harus ada aturan-aturan yang ketat sehingga pembelajaran bisa berlangsung dengan aman.
"Harus ada pengaturan yang sedemikian rupa sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dan tidak mengabaikan faktor keamanan masing-masing," paparnya.
Joko berpandangan, untuk jenjang SD, SMP dan SMA, harus ada pengurangan batas waktu belajar tatap muka.
Ia menuturkan, saat menerapkan new normal pembelajaran harus menggunakan metode blending learning.
Joko pun menyarankan agar mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan daring.
Hal tersebut agar bisa mengurangi waktu belajar anak sehingga daya tahan tubuhnya tetap kuat.
"Untuk SD, SMP, dan SMA dari sisi waktu mestinya tidak full seperti sebelum corona."
"Kemudian pengaturan di dalam kelas jaraknya tetap diatur, masing-masing diwajibkan memakai masker termasuk gurunya," terangnya.
Selain itu, dalam penerapan new normal ini, Joko juga menyarankan di setiap ruang kelas disediakan wastafel khusus yang rutin dibersihkan untuk mencuci tangan.
(Tribunnews.com/Maliana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.