Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soroti Kebijakan Nadiem, Pengamat Minta Belajar Tatap Muka Diupayakan: Alternatif, Home Schooling

Pengamat pendidikan dari UMS Prof Harun Joko Prayitno memberikan tanggapan terkait kebijakan Mendikbud Nadiem.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Soroti Kebijakan Nadiem, Pengamat Minta Belajar Tatap Muka Diupayakan: Alternatif, Home Schooling
AFP/RICKY PRAKOSO
Siswa sekolah dasar di Natuna, Kepulauan Riau, mengenakan masker saat berada di area sekolah mereka, Selasa (4/2/2020) lalu. Hampir seluruh warga di Natuna menggunakan masker menyusul keputusan Pemerintah RI untuk menempatkan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, di pulau tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Harun Joko Prayitno, memberikan tanggapan terkait kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim.

Menurutnya, pernyataan Mendikbud yang hanya membolehkan zona hijau untuk mulai menyelenggarakan proses pendidikan diluar daring (luring) atau tatap muka di sekolah menimbulkan keberagaman kebijakan di daerah.

"Secara umum atau sebagian besar daerah akan menerapkan penundaan belajar tatap muka sampai dengan Desember 2020."

"Praktis pendididikan tatap muka berhenti selama 10 bulan sejak ditetapkan awal Maret 2020 lalu," ujar Prof Harun dalam keterangannya kepada Tribunnews, Kamis (18/6/2020) malam.

Pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Dr Harun Joko Prayitno MHum.
Pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Dr Harun Joko Prayitno MHum. (Tribunnews/Istimewa)

Baca: Jadwal Masuk Sekolah dan Prinsip Aturan Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Menurutnya, ada beberapa catatan bila pembelajaran tetap dilaksanakan secara daring.

Yakni anak-anak dengan jenjang pendidikan dasar yang paling terdampak.

"Jika pembelajaran tetap dilaksanakan secara daring maka anak-anak, terutama jenjang pendidikan dasar, adalah yang paling terdampak dari aspek keterampilan dan afektifnya," terangnya.

Berita Rekomendasi

Harun menuturkan, pembelajaran daring lebih cocok untuk jenjang yang lebih tinggi dibanding pendidikan dasar.

Siswa SMK PGRI 13 Surabaya melakukan simulasi belajar-mengajar pada era new normal yang digelar pihak sekolah, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6/2020). Simulasi digelar agar siswa paham dan tahu proses belajar-mengajar saat new normal dan nanti saat diperbolehkan belajar-mengajar secara tatap muka. Proses belajar-mengajar secara tatap muka saat new normal memperhatikan dengan ketat protokol kesehatan, di antaranya harus cuci tangan, penggunaan hand sanitizer, dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk kelas, serta penggunaan face shield (pelindung wajah) baik untuk siswa maupun guru. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Siswa SMK PGRI 13 Surabaya melakukan simulasi belajar-mengajar pada era new normal yang digelar pihak sekolah, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6/2020). Simulasi digelar agar siswa paham dan tahu proses belajar-mengajar saat new normal dan nanti saat diperbolehkan belajar-mengajar secara tatap muka. Proses belajar-mengajar secara tatap muka saat new normal memperhatikan dengan ketat protokol kesehatan, di antaranya harus cuci tangan, penggunaan hand sanitizer, dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk kelas, serta penggunaan face shield (pelindung wajah) baik untuk siswa maupun guru. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Baca: Kombinasi Sistem Pembelajaran Online dan Offline Dapat Diterapkan Pada Pendidikan Setelah Covid-19

"Pembelajaran daring memang hanya pas untuk tataran knowing dan jenjang menengah dan perguruan tinggi," katanya.

Lebih lanjut, Dekan FKIP UMS ini menyarankan agar membuat model pembelajaran tamu dalam skala terbatas.

"Sebagai upaya untuk mendewasakan dan memandirikan aspek keterampilan dan sikap peserta didik tersebut perlu didesain model pembelajaran tamu dalam skala terbatas."

"Home visits atau home schooling merupakan salah satu alternatif yang paling tepat dalam konteks pandemi yang unpredictable ini," papar Ketua ALPTK PTM Indonesia ini.

Kepala Sekolah SMK PGRI 13 Surabaya, Sri Wiludjeng memberi paparan sebelum simulasi belajar-mengajar pada era new normal yang digelar pihak sekolah, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6/2020). Simulasi digelar agar siswa paham dan tahu proses belajar-mengajar saat new normal dan nanti saat diperbolehkan belajar-mengajar secara tatap muka. Proses belajar-mengajar secara tatap muka saat new normal memperhatikan dengan ketat protokol kesehatan, di antaranya harus cuci tangan, penggunaan hand sanitizer, dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk kelas, serta penggunaan face shield (pelindung wajah) baik untuk siswa maupun guru. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Kepala Sekolah SMK PGRI 13 Surabaya, Sri Wiludjeng memberi paparan sebelum simulasi belajar-mengajar pada era new normal yang digelar pihak sekolah, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6/2020). Simulasi digelar agar siswa paham dan tahu proses belajar-mengajar saat new normal dan nanti saat diperbolehkan belajar-mengajar secara tatap muka. Proses belajar-mengajar secara tatap muka saat new normal memperhatikan dengan ketat protokol kesehatan, di antaranya harus cuci tangan, penggunaan hand sanitizer, dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk kelas, serta penggunaan face shield (pelindung wajah) baik untuk siswa maupun guru. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Baca: Wapres Sebut Kegiatan Pendidikan di Zona Hijau Bisa Mulai, Oranye-Merah Harus Ada Rekomendasi

Sebelumnya, Nadiem Makarim menyebut tahun ajaran baru 2020/2021 tetap dimulai pada Juli 2020.

Namun, di daerah selain zona hijau pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah tetap menjalankan pembelajaran secara daring.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas