Bantah Data Penerima BSU Bocor, Kemendikbud Lakukan Investigasi
Dirinya memastikan tidak ada kebocoran pada sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang menjadi tempat pengumpulan data calon penerima BSU.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hasan Chabibie membantah kabar mengenai kebocoran data calon penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU).
Dirinya memastikan tidak ada kebocoran pada sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang menjadi tempat pengumpulan data calon penerima BSU.
"Tidak terjadi kebocoran data pada sistem Dapodik," ucap Hasan melalui keterangan tertulis, Jumat (20/11/2020).
Hasan mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan penelusuran data yang beredar di publik. Kemendikbud saat ini sedang melakukan investigasi terhadap data yang beredar.
"Saat ini Kemendikbud telah menelusuri detil data dimaksud dan hasilnya tidak bersumber dari Kemendikbud. Kami terus melakukan investigasi dengan pihak-pihak lain terkait hal ini," tutur Hasan.
Baca juga: Kapan BSU Kemendikbud Disalurkan? Simak Juga Format Pembuatan SPTJM di Sini!
Menurut Hasan, animo masyarakat sangat tinggi terhadap program BSU. Sehingga Kemendikbud akan berupaya memberikan pelayanan terbaik.
Dirinya memastikan Kemendikbud akan melakukan perlindungan data pribadi secara ketat.
"Kami juga menegaskan kembali komitmen menjaga perlindungan data pribadi yang dikelola melalui sistem pendataan pendidik dan tenaga kependidikan nasional sesuai peraturan perundangan yang berlaku tetap terus terlaksana," pungkas Hasan.
Sebelumnya, Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menyayangkan bocornya data-data data-data pribadi yang diduga milik para guru dan tenaga kependidikan honorer dan swasta, calon penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU).
Satriwan mengungkapkan data tersebut dalam konten berbentuk aplikasi excel. Tercantum ratusan ribu nama-nama orang yang diduga calon penerima BSU.
"Sampai-sampai ada nomor induk kependudukan, nomor rekening yang bersangkutan, bahkan nama Ibu kandungnya. Kami sangat menyayangkan data pribadi ini bocor dan tersebar ke publik melalui WAG," ujar Satriwan melalui keterangan tertulis, Jumat (20/11/2020).