Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa Vokasi Dinilai Lebih Terampil dan Adaptif Saat Bekerja

Modal utama pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualifikasi dan berkompetensi mumpuni.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mahasiswa Vokasi Dinilai Lebih Terampil dan Adaptif Saat Bekerja
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Ilustrasi: Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang terlihat sedang mengoperasikan alat yang di beri nama "SMART COPY" (smart home with fuzzy cospi controller) di ruang Teknik Elektro, Kamis (28/6/2018). Alat ini pertama di rancang oleh tiga mahasiswa yaitu Teguh Kurniawan (alm) dan kini mereka tinggal berdua yang meneruskan yaitu Novita Siti Lestari dan Alif Nabiel Luqman. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modal utama pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualifikasi dan berkompetensi mumpuni.

Peningkatan kualitas SDM sendiri dapat dicapai melalui proses pendidikan yang tepat, di mana pola pendidikan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA).

Dalam hal ini Perguruan Tinggi Vokasi memiliki peranan penting sebab pada institusi pendidikan vokasilah SDM terbaik akan dibina dan ditempa agar mampu memiliki kualifikasi dan kompetensi mumpuni sesuai dengan kebutuhan IDUKA.

Namun, pandangan masyarakat tentang Perguruan Tinggi Vokasi kalah bergengsi dibandingkan Universitas masih sulit dihindari padahal lulusan vokasi jauh lebih terampil, adaptif dan terpenting siap bekerja di IDUKA.

Baca juga: Berdayakan Pendidik Sebagai Fasilitator, Tanoto Foundation Dukung Peningkatan Kualitas Pendidikan

Danang Girindrawardana Direktur Eksekutif APINDO mengatakan, mahasiswa-mahasiswa vokasi telah banyak membantu DUDI karena mereka lebih siap bekerja dibanding mahasiswa di luar vokasi.

"Kurikulum di Vokasi sendiri 50:50 antara pembelajaran dan practicing dan mereka benar-benar disiapkan untuk dunia kerja," kata Danang saat acara Vokatalks yang diadakan Vokanesia dan disiarkan langsung di radio, Kamis (26/11/2020).

Berita Rekomendasi

Selain Danang hadir sebagai pembicara Suhadi Lili sebagai Sub Koordinator Bidang Penyelarasan PTVP Dit. Mitras DUDI, Nunung Martina sebagai Wakil Direktur Politeknik Negeri Jakarta/Tim Program Asesmen Kurikulum Dit. Mitras DUDI, Rini Amidjono sebagai Praktisi Pendidikan dan Danang Girindrawardana Direktur Eksekutif APINDO.

Baca juga: Kemendikbud Berikan Program Bantuan Subsidi Upah Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS

Dikatakann Danang, saat ini lulusan vokasi telah memiliki tehnikal skill yaitu pembelajaran dan praktek dunia kerja juga soft skill yang meliputi sikap mental sehingga lulusannya profesional dan tangguh.

Nunung Martina sebagai Wakil Direktur Politeknik Negeri Jakarta/Tim Program Asesmen Kurikulum Dit. Mitras DUDI, menyatakan, penyelarasan kurikulum selalu muncul sebagai upaya terciptanya link and match dengan industri.

Caranya dengan informasi dari internal, external dan DUDI sehingga anak-anak dapat langsung merasakan dunia industri dan dapat beradaptasi untuk pengembangan kurikulum, sehingga magang bisa langsung menjadi proses rekruitmen yang sangat menguntungkan IDUKA.

Dan menjadi kebijakan PTV untuk memberikan rekomendasi 34 program studi agar dapat meningkatkan Kerjasama dengan Industri.

"Dengan demikian lulusan Program Pendidikan Vokasi Indonesia memiliki keunggulan karena selain mendapatkan Ijazah juga dibekali sertifikat kompetensi dari profesinya masing-masing," katanya.

Praktisi Pendidikan, Rini Amidjono mengataka, dirinya menemukan kesenjangan (gap) kompetensi yang paling banyak dikeluhkan, salah satunya bahwa untuk bisa bekerja itu harus ada orang dalam atau koneksi.

Setelah dilakukan konfirmasi kepada pemberi kerja, bahwa dalam recruitment ada hal-hal yang diperlukan yang terkaang tidak ditemukan oleh para pelajar atau mahasiswa.

"Di antaranya soft skill atau kemampuan antara lain Komunikasi, Menejemen Waktu, Konsep Memecahkan Masalah, Kerjasama Tim dan Pengelolaan Keuangan yang ada pada Vokasi yaitu memasukan soft skill untuk keselarasan dengan DUDI," katanya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menggaris bawahi pentingnya sinergi antara pendidikan vokasi dengan para pelaku bisnis.

“Kemitraan strategis antara dunia industri dan dunia kerja untuk mewujudkan link & match merupakan suatu keniscayaan yang harus kita lakukan guna menyiapkan sumber daya manusia yang siap menyongsong masa depan.

Dalam bincang-bincang kali ini Bapak Suhadi Lili sebagai Sub Koordinator Bidang Penyelarasan PTVP Dit. Mitras DUDI menerangkan bahwa konsep Program Asesmen Kurikulum yang diinisiasi oleh Direktorat Mitras DUDI sebagai salah satu bentuk penyelarasan pendidikan tinggi Vokasi dengan kebutuhan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

"Mekanisme pelaksanaan program ini di Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dilakukan melalui survey antara alumni dan dunia industry sebagai pemberi kerja yaitu dengan melakukan uji kompetensi setinggi-tingginya, survey, analisa dan meninjau ulang kurikulum," katanya.

Hal ini dilakukan guna mencari perbaikan kompetensi baik dari pembelajaran, dosen maupun skill mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sehingga target program asesmen kurikulum dapat tercapai diantaranya knowledge, sehingga dapat pelahan dapat mempersempit gap dalam masyarakat bahwa Vokasi masih kurang bergengsi dibanding Perguruan Tinggi lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas