Mahasiswa Vokasi Dinilai Lebih Terampil dan Adaptif Saat Bekerja
Modal utama pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualifikasi dan berkompetensi mumpuni.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modal utama pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualifikasi dan berkompetensi mumpuni.
Peningkatan kualitas SDM sendiri dapat dicapai melalui proses pendidikan yang tepat, di mana pola pendidikan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA).
Dalam hal ini Perguruan Tinggi Vokasi memiliki peranan penting sebab pada institusi pendidikan vokasilah SDM terbaik akan dibina dan ditempa agar mampu memiliki kualifikasi dan kompetensi mumpuni sesuai dengan kebutuhan IDUKA.
Namun, pandangan masyarakat tentang Perguruan Tinggi Vokasi kalah bergengsi dibandingkan Universitas masih sulit dihindari padahal lulusan vokasi jauh lebih terampil, adaptif dan terpenting siap bekerja di IDUKA.
Baca juga: Berdayakan Pendidik Sebagai Fasilitator, Tanoto Foundation Dukung Peningkatan Kualitas Pendidikan
Danang Girindrawardana Direktur Eksekutif APINDO mengatakan, mahasiswa-mahasiswa vokasi telah banyak membantu DUDI karena mereka lebih siap bekerja dibanding mahasiswa di luar vokasi.
"Kurikulum di Vokasi sendiri 50:50 antara pembelajaran dan practicing dan mereka benar-benar disiapkan untuk dunia kerja," kata Danang saat acara Vokatalks yang diadakan Vokanesia dan disiarkan langsung di radio, Kamis (26/11/2020).
Selain Danang hadir sebagai pembicara Suhadi Lili sebagai Sub Koordinator Bidang Penyelarasan PTVP Dit. Mitras DUDI, Nunung Martina sebagai Wakil Direktur Politeknik Negeri Jakarta/Tim Program Asesmen Kurikulum Dit. Mitras DUDI, Rini Amidjono sebagai Praktisi Pendidikan dan Danang Girindrawardana Direktur Eksekutif APINDO.
Baca juga: Kemendikbud Berikan Program Bantuan Subsidi Upah Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS
Dikatakann Danang, saat ini lulusan vokasi telah memiliki tehnikal skill yaitu pembelajaran dan praktek dunia kerja juga soft skill yang meliputi sikap mental sehingga lulusannya profesional dan tangguh.
Nunung Martina sebagai Wakil Direktur Politeknik Negeri Jakarta/Tim Program Asesmen Kurikulum Dit. Mitras DUDI, menyatakan, penyelarasan kurikulum selalu muncul sebagai upaya terciptanya link and match dengan industri.
Caranya dengan informasi dari internal, external dan DUDI sehingga anak-anak dapat langsung merasakan dunia industri dan dapat beradaptasi untuk pengembangan kurikulum, sehingga magang bisa langsung menjadi proses rekruitmen yang sangat menguntungkan IDUKA.
Dan menjadi kebijakan PTV untuk memberikan rekomendasi 34 program studi agar dapat meningkatkan Kerjasama dengan Industri.
"Dengan demikian lulusan Program Pendidikan Vokasi Indonesia memiliki keunggulan karena selain mendapatkan Ijazah juga dibekali sertifikat kompetensi dari profesinya masing-masing," katanya.
Praktisi Pendidikan, Rini Amidjono mengataka, dirinya menemukan kesenjangan (gap) kompetensi yang paling banyak dikeluhkan, salah satunya bahwa untuk bisa bekerja itu harus ada orang dalam atau koneksi.