Kemendikbud: Penguatan Karakter Selama Pembelajaran Daring Tidak Maksimal
para siswa mengalami kelelahan karena harus belajar menatap layar. Selain itu, para siswa juga berisiko terpapar radiasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud Sri Wahyuningsih mengungkapkan terdapat sejumlah kelemahan dalam penerapan pembelajaran daring.
Menurut Sri, pembelajaran daring dapat membuat penglihatan para siswa menjadi lelah.
Hal ini karena para siswa harus belajar di depan layar gawai maupun komputer.
"Anak-anak kita cepat lelah karena harus berhadapan dengan gadget atau satpras untuk melakukan online di sarana pendidikan ya," ujar Sri dalam webinar Tetap Asyik Sekolah di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (19/2/2021).
Menurut Sri, para siswa mengalami kelelahan karena harus belajar menatap layar. Selain itu, para siswa juga berisiko terpapar radiasi.
Hal ini, menurut Sri, dapat berpengaruh terhadap waktu pembelajaran yang menjadi lebih minim.
Baca juga: VIRAL Kisah Siswa Tak Mau Sekolah, Tak Punya Biaya Beli Kuota Internet untuk Kerjakan Tugas Daring
"Belum lagi radiasi juga yang harus kita pikirkan. Maka waktu belajar pun dibatasi," kata Sri.
Pembelajaran melalui daring juga, menurut Sri dapat mengurangi interaksi siswa dengan guru. Interaksi yang terjadi, menurut Sri, berlangsung semu.
Pembelajaran daring, menurut Sri, tidak memberikan pendidikan karakter yang maksimal.
"Kemudian kurang kontekstual dalam pembelajaran daring, dan kurang membumi serta tidak bisa utuh interaksinya semu," pungkas Sri.