Organisasi Guru Dukung Vaksinasi untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sejumlah guru yang tergabung dalam berbagai asosiasi menyampaikan dukungannya pada program vaksinasi untuk pendidik.
Penulis: Yulis
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo hari ini meninjau pelaksanaan vaksinasi yang pertama kali dilakukan kepada 650 pendidik dan tenaga kependidikan termasuk di dalamnya asosiasi profesi guru.
Kebijakan tersebut diambil sebagai langkah mengurangi kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar pada siswa atau learning lost akibat pandemi Covid-19, terutama bagi yang paling kesulitan menjalankan pembelajaran jarak jauh dan untuk mengakselerasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka.
“Targetnya pada bulan Juni nanti lima juta pendidik dan tenaga kependidikan insya Allah sudah bisa kita selesaikan semuanya, sehingga di bulan Juli saat mulai ajaran baru semuanya bisa berjalan normal kembali. Saya kira targetnya itu,” kata Presiden.
Sejumlah guru yang tergabung dalam berbagai asosiasi menyampaikan dukungannya.
Diantaranya dari Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi yang menyambut baik peluncuran pertama vaksinasi bagi PTK.
“Hal ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 serta menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih aman dan nyaman bagi peserta didik,” tutur Unifah.
Baca juga: Jangan Tunda Pemberian Dosis Kedua Vaksinasi Covid-19
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo mengatakan, FSGI mengapresiasi kebijakan ini. "Vaksinasi adalah langkah konkret pemerintah dalam menyiapkan pembelajaran tatap muka supaya lebih siap,” kata Heru.
Baca juga: Presiden Berharap Vaksinasi pada Jurnalis Beri Perlindungan Saat di Lapangan
Danang Hidayatullah, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) menekankan pentingnya peran para pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga medis, PTK dan pihak terkait lainnya.
“Kepada guru-guru yang sudah divaksin testimoni dari mereka menjadi penting. Namun para pemangku kepentinganlah yang paling berperan untuk menyosialisasi ini agar masyarakat lebih memahami kebijakan vaksinasi,” ujar Danang.
Santi Librayanti Oktadriani. Perwakilan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) mengatakan, kepala sekolah dapat menurunkan kebijakan vaksinasi ini ke lini di bawahnya.
Santi menyakini, jika program vaksinasi sukses dilakukan pada sektor pendidikan maka semakin cepat pembelajaran tatap muka dapat dilakukan. ”Karena kita sudah merindukan tatap muka,” ungkap Santi yang mengaku lega setelah mendapat vaksin.
Hal senada dituturkan Sekretaris Forum Guru Independen Indonesia (FGII), DPC Jakarta Barat, Esther Layas Sinuraya. Ia setuju PTK menjadi salah satu sasaran yang diprioritaskan mendapat vaksin.
“Kita harus punya “tameng” supaya tidak menularkan Covid-19 ke murid-murid,” imbuh Esther sesaat setelah menerima sertifikat vaksinasi Covid-19.
Ia menyarankan, guna memaksimalkan kebijakan vaksinasi, baiknya orang-orang yang sudah divaksin, terutama dokter bisa membagi pengalamannya agar masyarakat lebih yakin terhadap vaksinasi.
Hal ini sesuai dengan pengalamannya sendiri yang bertambah yakin untuk ikut vaksinasi setelah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
“Selain itu, di satuan pendidikan, kepala sekolah juga berperan penting dalam menyukseskan vaksinasi. Dia bisa menjadi contoh teladan bagi ekosistem pendidikan di sekolah,” ungkap Esther yang merasa dirinya baik-baik saja setelah divaksin.
Antusias yang sama juga dirasakan Herlina Kristianti, perwakilan Ikatan Guru Pendidikan Khusus Indonesia (IGPKhI).
Ia bersyukur terpilih menjadi salah satu penerima vaksin perdana bagi kelompok PTK. Ditambah lagi, Herlina mendapat dukungan dari keluarga maupun rekan-rekannya.
Dia meyakini, vaksinasi merupakan strategi yang diambil pemerintah dalam memperhatikan PTK selaku ujung tombak agar sehat dan selamat dalam bertugas.
Di antara para peserta vaksin, terdapat Wakil Ketua Umum Forum Guru IPS Seluruh Indonesia (FOGIPSI), Ade Kusdinar.
Menurutnya, kebijakan vaksinasi ini tepat sasaran dan strategis. “Saya sangat bahagia dan menjadi suatu kehormatan dijadikan bagian dari program untuk menyelesaikan masalah bangsa dan dunia,” ungkapnya.
Ade berharap, dengan mengikuti aturan standar penanganan dan pencegahan Covid–19 maka pembelajaran tatap muka secepatnya dapat segera dilaksanakan kembali secara aman dan nyaman bagi seluruh ekosistem pendidikan.
Majelis Nasional Pendidikan Katolik, Fanny Parera turut mendukung pemberian vaksinasi bagi PTK. Ia berharap, ke depan semakin banyak PTK yang divaksinasi agar Indonesia memiliki guru yang sehat dan pembelajaran dapat berlangsung seperti sedia kala.
Pentingnya kesehatan dan keselamatan PTK dalam memberikan layanan pendidikan diamini oleh Waridin yang tergabung dalam Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI).
“Semakin banyak yang di vaksin semoga sebaran Covid-19 semakin terkendali dan bisa dihentikan,” ujarnya.