Pengamat Pendidikan: Pembelajaran Online Harus Padukan Sinkronus dan Asinkronus
Pembelajaran sinkronus adalah yang berbasis interaksi antara guru dan siswa ydan pada waktu yang bersamaan dengan menggunakan teknologi telekonferensi
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji menilai seharusnya pembelajaran daring memadukan metode asinkronus dan sinkronus.
Pembelajaran sinkronus adalah yang berbasis interaksi antara guru dan siswa yang dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan menggunakan teknologi telekonferensi.
Sementara asinkronus adalah pembelajaran dilakukan secara fleksibel dan tidak harus dalam waktu yang sama.
“Seharusnya pembelajaran daring memadukan sinkronus dan asinkronous, tetapi kalau kita lihat pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini masih sinkronous semua,” ujar Indra dalam webinar peluncuran sekolah daring Bina Bangsa Online School, Sabtu (24/4/2021).
Sejauh ini, Indra menilai pembelajaran daring lebih banyak dilakukan secara sinkronus.
Baca juga: Cerita Siswa di Jakarta Belajar Tatap Muka, Nyasar Pergi Sekolah hingga Takut Terpapar Covid-19
Hal tersebut, menurutnya, dapat membuat siswa menjadi bosan. Sehingga siswa dapat mematikan video konferensi di saat pembelajaran belum rampung.
Baca juga: Ahli: Perlu Genjot Testing Covid-19 untuk Putuskan Kebijakan Mudik hingga Sekolah Tatap Muka
"Idealnya memadukan materi dengan menggunakan sistem manajemen pembelajaran. Siswa dapat mengakses kapanpun dan dimana pun, juga ada panduan bagaimana menyelesaikan pembelajaran," tutur Indra.
Dirinya menyarankan guru dapat menjadi fasilitator yang membantu siswa jika mengalami kendala dalam pembelajaran daring.
Kepala Sekolah Bina Bangsa Online School, Lee Ting Jian mengatakan pandemi COVID-19 telah banyak menimbulkan perubahan signifikan di bidang pendidikan.
Di masa pandemi Covid-19, sekolah diminta untuk beradaptasi untuk menyediakan pembelajaran daring.
“Kami mencoba mengambil peran aktif dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia, sekaligus mengambil langkah ke depan mempersiapkan kelas maya di masa mendatang,” kata Lee.
Dalam sekolah daring, para siswa akan belajar tiga mata pelajaran yang akan diujikan di A Level, seperti Matematika, Fisika, dan Computer Science.
Pada bidang bahasa, para siswa akan secara aktif mempelajari Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Kedua bahasa itu akan dipakai dalam seluruh kegiatan pembelajaran.
Meski begitu, siswa Indonesia akan mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan untuk penanaman rasa cinta terhadap tanah air.