Dosen PWK USM Gelar Pelatihan Penyusunan Profil Desa untuk Bantu Menggali Potensi Wilayah
Dosen dan Mahasiswa Program PWK Universitas Semarang (PWK USM), mengadakan pelatihan dan diskusi penyusunan profil desa di Kelurahan Meteseh, Semarang
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM – Profil desa selama ini menjadi satu hal penting yang tidak terpisahkan dalam pembangunan desa.
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat (PkM), Dosen dan Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Semarang (PWK USM), mengadakan pelatihan dan diskusi penyusunan profil desa berbasis peta yang dilaksanakan Kamis (29/4) di Balai Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Tiasa Adimagistra, Rizqy Ridho Prakasa, Andarina Aji Pamurti, ketiganya merupakan Dosen PWK USM.
Selain itu ada, Luqman Hakim, dan Galih Wahyu Prasetyo yang merupakan Mahasiswa PWK USM dan diikuti oleh 9 orang perangkat Kelurahan Meteseh.
“Kegiatan pelatihan penyusunan profil desa ini memiliki luaran dalam bentuk album peta yang terdiri dari peta batas administrasi kelurahan, peta jaringan jalan, peta fasilitas, dan peta potensi kelurahan.
"Nantinya, album peta tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah kelurahan maupun pihak lain untuk digunakan dalam program pengembangan wilayah” ujar Tiasa Adimagistra, selaku Dosen USM dan Ketua PkM.
Lebih lanjut menurut Tiasa, selama ini pembuatan peta profil desa belum mengacu kepada kaidah pemetaan yang baik seperti penggunaan sistem koordinat, toponimi, dan pembuatan batas wilayah yang tepat sehingga belum mampu dimanfaatkan dengan optimal.
“Kami menyambut baik kegiatan ini sebagai bentuk integrasi antara institusi pendidikan dengan pemerintahan, yang nantinya mampu menjadi program pengembangan potensi wilayah Kelurahan Meteseh yang mungkin sampai saat ini belum banyak digali,” ungkap Siswandi, Lurah Meteseh.
Siswandi mengutarakan bahwa saat ini ada beberapa potensi kelurahan yang belum dapat dikembangkan dengan baik, seperti adanya lahan di RW 10 seluas lebih dari 100 hektar yang dapat dimanfaatkan sebagai area perkebunan sekaligus potensi wisata daerah.
“Daerah lain, seperti Kelurahan Bulusan misalnya, memiliki potensi kebun rambutan yang menjadi daya tarik warga lokal maupun luar daerah ketika musim panen,” tambah Siswandi.
Proses Pembuatan Profil Desa
Kegiatan PkM dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama adalah diskusi penyamaan persepsi batas wilayah Kelurahan dan penitikan lokasi fasilitas secara manual, sesi kedua adalah diskusi pemetaan potensi wilayah seperti potensi pertanian, potensi wisata, potensi kebudayaan, dan lain sebagainya.
Tim PkM telah menyiapkan peta batas administrasi wilayah dalam bentuk cetak yang bersumber dari BAPPEDA tahun 2011 yang kemudian didiskusikan bersama dengan perangkat kelurahan.
Fasilitas yang dipetakan adalah fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.
Hasil diskusi secara keseluruhan kemudian oleh tim PkM akan dikonversi dalam bentuk digital menggunakan bantuan perangkat lunak ArcGis Desktop sehingga nanti dalam ditampilkan dalam bentuk peta yang informatif.
(*)