Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

20 Persen APBN untuk Pendidikan Tapi IPM Indonesia di Peringkat 107 dari 189 Negara

20 persen APBN diamanatkan untuk pendidikan, namun faktanya indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia sendiri masih cukup jauh dibawah.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in 20 Persen APBN untuk Pendidikan Tapi IPM Indonesia di Peringkat 107 dari 189 Negara
MPR RI
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo 

Sejumlah fakta ia ungkapkan yang berkaitan dengan kesenjangan pendidikan.

Jangankan di daerah terpencil, kesenjangan pendidikan antar wilayah di DKI Jakarta saja masih terlihat.

Baca juga: Kesenjangan Masih Jadi Problem Pendidikan Meski APBN Besar, Kemendikbud Ungkap Faktanya

Contohnya di DKI, kesenjangan pendidikan antara Jakarta Selatan dengan Jakarta Utara, apalagi masuk ke Kepulauan Seribu kesenjangannya sangat besar.

“Kenapa? Karena tidak banyak guru yang berkualitas atau guru yang unggul mau ditempatkan di daerah yang terpencil tadi,” kata Prof. Nizam.

Belum lagi adanya kebijakan bahwa pendidikan dasar dan menengah itu menjadi bagian dari otonomi daerah, sehingga pengendalian kualitasnya tidak bisa dilakukan secara terpusat.

Bahkan pendidikan di daerah juga kerap dikaitkan dengan isu politik.

“Penempatan Kepala Sekolah juga sesuka kepala daerah. Kepala sekolah berprestasi belum tentu mendapat sekolah yang baik ketika tidak mendukung pemilihan kepala daerah. Hal semacam ini banyak sekali terjadi,” kata Nizam.

BERITA REKOMENDASI

Pendistribusian guru juga menjadi problem di daerah. Contoh kasusnya adalah saat dia mengunjungi salah satu daerah di Papua bernama Yoikimo, yang mana sekolah dasar (SD) di daerah itu tidak ada gurunya.

“Tercatat ada (gurunya), tapi tidak hadir di dalam kelas,” kata Nizam.

Padahal dalam pendidikan harus dipastikan terjadi proses belajar mengajar.

Karena mudah bagi pemerintah untuk membangun sekolah atau menyediakan guru, tapi juga harus dipastikan terjadi proses belajar.

Oleh karenanya sangat penting guru-guru hebat yang memiliki dedikasi tinggi terhadap negara, lahir di perguruan-perguruan tinggi yang ada di Indonesia khususnya.


“Tidak hanya sekedar semangat, tapi kompetensi untuk mendidik. Sehingga literasi dan numerasinya bisa kita pastikan agar anak-anak kita menjadi hebat, mampu untuk mandiri dan berkompetensi,” kata Nizam.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas