Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar Online Tetap Jadi Alternatif Pendidikan Masa Depan

Pendidikan berkualitas harus merata dan bisa diakses anak di Indonesia dan berkat teknologi informasi, siswa bisa tersebar dari Aceh hingga Papua

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Belajar Online Tetap Jadi Alternatif Pendidikan Masa Depan
ist
Belajar secara daring -- Pembelajaran yang terintegrasi dengan perangkat teknologi digital akan menjadi ciri khas pembelajaran masa depan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembelajaran yang terintegrasi dengan perangkat teknologi digital akan menjadi ciri khas pembelajaran masa depan.

Di masa pandemi ini, banyak yang menawarkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi sebagai media ajar, tapi tidak banyak yang mengintegrasikan teknologi dan pedagogi atau metode ajar dengan baik.

“Sejak awal, bahkan sebelum pandemi, Sekolah Murid Merdeka (SMM) sudah menginisiasi model pembelajaran blended learning, yaitu metode yang menggabungkan pembelajaran online (dalam jaringan) dan pembelajaran offline atau tatap muka langsung. Rencana pembelajaran di SMM sudah termasuk pilihan pembelajaran online dan tatap muka langsung,” kata praktisi pendidikan, Laksmi Mayesti, di Jakarta, Jumat, (4/6/2021).

Menurut Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM) ini, belajar online bisa sangat engaging, menyenangkan dan bermakna.

Kuncinya ada pada kreativitas yang dibangun tenaga pengajar.

Semua pengajar Sekolah Murid Merdeka dituntut selalu mengembangkan kreativitas, agar peserta didik dapat berinteraksi secara terbuka, baik dengan guru maupun teman-temannya.

Baca juga: Ketua DPR: Alokasi Anggaran Pendidikan Terus Alami Peningkatan

“SMM menawarkan fleksibilitas. Kami percaya setiap anak punya kebutuhan yang berbeda, dan punya konteks belajar yang berbeda juga.

Berita Rekomendasi

Sebagai pendidik kami punya kewajiban merespons kebutuhan belajar anak, termasuk merespon konteks belajar yang ada di sekitar anak,” jelasnya.

Dia mengatakan, keberadaan sekolah berkualitas relatif masih terbatas, biasanya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar.

Seringkali orangtua siswa merasakan bahwa sekolah yang mereka harapkan jauh dari tempat tinggalnya.

Seandainya bisa diakses, sekolah itu kurang fleksibel, dan belum sampai tingkat mengukur kebutuhan anak, atau berpihak pada anak.

“SMM didirikan untuk mengubah miskonsepsi bahwa kita memang bisa belajar dari mana saja.

Baca juga: Mendikbud Sarankan Sekolah di Zona Hijau Lakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Mulai Juli 2021

Pendidikan yang berkualitas harus merata dan bisa diakses semua anak di Indonesia.

Berkat bantuan teknologi informasi, murid-murid SMM, tersebar dari Aceh hingga Papua,” ujar Laksmi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas