Pengertian Kalimat Efektif, Berikut Ciri-ciri, Syarat, Unsur dan Contohnya
Berikut ini pengertian, ciri-ciri, syarat, unsur dan contoh dari kalimat efektif.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Simak pengertian, ciri-ciri, syarat, unsur dan contoh dari kalimat efektif.
Sebuah karya tulis berisi kumpulan kalimat yang mengandung gagasan tertentu.
Agar gagasan dalam sebuah karya tulis dapat dipahami oleh pembaca, maka harus menggunakan kalimat-kalimat penyusun yang efektif.
Dikutip dari Wikipedia, kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan;serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat.
Baca juga: Jenis dan Contoh Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama: Deduktif, Induktif, Campuran dan Ineratif
Baca juga: Kalimat Imperatif: Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya
Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Menurut JS Badudu, kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Dari hasil pengamatan dan dari literatur yang ada, disebutkan ciri-ciri kalimat efektif, yakni kesepadanan, keparalelan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.
Berikut penjelasan lebih rincinya:
1. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dengan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini memiliki beberapa ciri, seperti berikut ini.
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Contoh:
Hadirin dimohon berdiri
b.Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
Bagi saya soal itu kurang jelas.
c. Beberapa kata penghubung intrakalimat (seperti sehingga, dan, atau, lalu, kemudian, sedangkan, bahkan) tidak digunakan pada kalimat tunggal.
Contoh:
Kami datang agak terlamat sehingga tidak dpat mengikuti acara pertama.
2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesaman atau kesejajaran bentuk kata yang digunakan dalam kalimat.
Artinya, jika bentuk pertama menggunakan ungkapan nominal, maka bentuk kedua dan seterusnya hendaknya juga menggunakan bentuk nominal.
Contoh:
Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin bermorak, bijaksana, dan bertanggung jawab.
3. Kehematan
Kehematan adalah menghindari penggunaan kata, frase, atau bentuk lain yang tidak perlu.
a. Hindari penggunaan subjek yang tidak diperlukan.
Contoh:
Karena tidak diundang, dia tidak datang pada acara itu.
Seharusnya:
Karena tidak diundah, dia tidak datang pada acara itu.
b. Hindari penggunaan superordirat pada hiponimi kata.
Contoh:
Ia memakai baju warna merah.
Seharusnya:
Ia memakai baju merah.
c. Hindari kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
Mulai sejak dari pagi dia hanya bermenung saja.
Seharusnyai:
Sejak pagi dia hanya bermenung.
d. Hindari penjamakan kata-kata yang sudah berbentuk jamak.
Contoh:
Masih banyak hal-hal yang harus dibahas.
Seharusnya:
Masih banyak hal yang harus dibahas.
4. Kecermatan
Kecermatan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kalimat yang tidak menimbulkan pengertian ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh:
Saya suka menonton pertunjukan wayang kulit.
5. Kepaduan
Kepaduan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele.
Contoh:
Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan kita sangat mudah. Hal itu disebabkan oleh karena pada masa-masa perjuangan, rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke merasakan senasib, seperjuangan serta satu cita-cita. Dengan kesadaran itu dan disertai pemikiran yang mantap, rakyat Indonesia menetapkjan bahasa Indonesia tersebut sebagai bahasa kesatuan.
b. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbasecara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.
Contoh:
Surat itu sudah saya baca.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja transiti dan ojek penderita.
Contoh:
Mahasiswa harus sadar akan pentingnya perpustakaan.
6. Kelogisan
Kelogisanadalah ide yang ada dalam kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
Yang terhormat Rektor Universitas Jember kami persilakan untuk memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara ini.
Baca juga: Pengertian dan Tujuan Otonomi Daerah, Beserta Hak dan Kewajiban Daerahnya
Baca juga: Pengertian Globalisasi Lengkap dengan Contohnya
Syarat Kalimat Efektif
Terdapat dua syarat dalam menyusun kalimat efektif. Berikut penjelasaan singkatnya:
- Kebenaran
Kalimat efektif harus disasarkan pada penulisan yang baik dan benar sesuai dengan ejaan yang dianjurkan. Kaidah kebahasaannya ketat mengikuti tata bahasa baku.
- Kepaduan
Kepaduan berkaitan dengan logika kalimat. Pilihan kata dalam menyusun kalimat harus padu, sehingga membuat kalimat menjadi utuh dan tidak sumbang.
Unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat efektif terdiri atas subyek, predikat, obyek, dan keterangan.
Syarat untuk membuat kalimat dapat dipenuhi minimal dengan unsur dan predikat.
Namun dalam kalimat efektif, perlu kehadiran obyek atau keterangan agar kalimat terkesan utuh.
Berikut penjabaran singkat unsur kalimat efektif:
- Subyek: bagian dari kalimat yang menunjukkan pelaku yang dapat berupa orang, tempat, atau benda
- Predikat: bagian kalimat yang menunjukkan apa yang dilakukan oleh subyek, biasanya berupa kata kerja
- Obyek: bagian kalimat yang menunjukkan hal atau benda yang menjadi sasaran, biasanya berupa nomina
- Keterangan: kalimat yang menunjukkan tujuan cara, waktu, tempat, atau sebab-akibat. Biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi atau kata hubung.
Sumber: Jurnal Kalimat Efektif dan Pengajarannya di SMP/MTs pada Era Global oleh Parto.
(Tribunnews.com/Yurika)(Kompas.com/Rosy Dewi Arianti Saptoyo)