Perubahan Sosial Budaya: Pengertian, Penyebab, Faktor Pendorong & Penghambat serta Contohnya
Simak inilah pengertian Perubahan Sosial Budaya, lengkap beserta penyebab, faktor pendorong dan penghambat, serta contohnya.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini pengertian Perubahan Sosial Budaya, lengkap beserta penyebab, faktor pendorong dan penghambat, serta contohnya.
Perubahan sosial adalah hal-hal yang bisa dilihat dan dirasakan di kehidupan sehari-hari.
Menurut Selo Soemardjan dalam Soerjono Soekanto (2002), perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Sementara itu, menurut William Ogburn dalam Elly M. Setiadi (2011), batasan ruang lingkup perubahan sosial, mencakup unsur-unsur kebudayaan, baik yang bersifat materiil maupun yang tidak bersifat materiil (imateriil) dengan menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil terhadap unsur imateriil.
Dari pengertian tersebut, diketahui bahwa perubahan sosial merupakan perubahan pada sistem sosial, struktur, dan fungsi masyarakat.
Sementara perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur budaya manusia, baik berupa artefak, benda, ataupun ide gagasan.
Baca juga: Pengertian Globalisasi Beserta Dampak Positif dan Negatif di Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya
Baca juga: Apa Itu Paragraf? Berikut Pengertian, Jenis dan Contohnya
Perubahan sosial dan perubahan budaya merupakan hal yang berbeda, tetapi keduanya mempunyai keterkaitan satu sama lainnya.
Perubahan budaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
Perubahan budaya yang terjadi banyak dipengaruhi oleh modernisasi yang kemudian dapat menimbulkan gejala perubahan sosial.
Penyebab Perubahan Sosial Budaya
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial budaya, baik faktor yang berasal dari luar (eksternal) maupun yang berasal dari dalam (internal).
Menurut Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor internal (dari dalam masyarakat) dan eksternal (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri.
Dalam hal ini masyarakat dapat berupa kolektif atau individual.
Faktor-faktor internal yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut:
a. Perubahan Jumlah Penduduk (Populasi)
Bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu wilayah menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik di daerah tujuan maupun di daerah yang ditinggalkan.
Bertambahnya penduduk pada suatu daerah mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sementara itu, berkurangnya penduduk menyebabkan terjadinya kekosongan pada daerah yang ditinggalkan.
Situasi ini mendorong perubahan pada sistem pembagian kerja, sistem stratifikasi sosial, pola pekerjaan, sistem perekonomian, dan lain-lain.
b. Penemuan Baru (Inovasi)
Inovasi merupakan suatu proses sosial dan kebudayaan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Munculnya inovasi-inovasi baru merupakan tanda-tanda awal terjadinya perubahan.
Terjadinya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat melalui dua tahap penemuan yang dikenal dengan istilah discovery dan invention.
Discovery adalah penemuan-penemuan baru dari suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa suatu alat yang baru, ataupun berupa suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu.
Adapun discovery dapat berubah menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut.
Invention menunjuk pada upaya menghasilkan suatu unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada dalam masyarakat.
c. Konflik dalam Masyarakat
Konflik atau pertentangan dalam masyarakat dapat mendorong terjadinya perubahan sosial budaya.
Konflik berakibat jatuhnya korban jiwa dan harta bagi pihak yang bertikai.
Konflik pernah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, baik yang vertikal maupun horizontal. Misalnya yang terjadi di Pontianak, Ambon, dan Poso.
d. Terjadinya Pemberontakan dalam Masyarakat (Revolusi)
Terjadinya pemberontakan diawali dengan adanya ketidakpuasan sebagian masyarakat.
Ketidakpuasan ini diarahkan pada sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok sehingga mendorong untuk keluar dan membuat sistem kekuasaan yang berbeda.
Rezim yang bertindak despotik atau lalim menimbulkan ketidakadilan di masyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan melakukan pemberontakan.
Situasi dan kondisi ini memunculkan revolusi sebagai wujud dari pemberontakan.
Adanya revolusi akan membawa perubahan-perubahan besar dalam tubuh masyarakat, misalnya revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia.
Baca juga: Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keseimbangan Ekosistem
Baca juga: Jaga Ekosistem Alam, Masyarakat Mulai Melakukan Penanaman Mangrove
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a. Lingkungan Alam yang Berubah
Terjadinya gempa bumi, gunung meletus, tsunami, musibah banjir menjadikan kondisi alam fisik berubah.
Berubahnya kondisi alam memicu munculnya perubahan sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan.
Contohnya, banjir di Jakarta pada awal tahun 2008 yang mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi ke daerah yang aman.
Di tempat pengungsian, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik maupun sosial.
b. Peperangan
Peperangan terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain di luar batas-batas negara.
Akibat peperangan kehidupan masyarakat menjadi menderita, penuh ketakutan dan kecemasan, harta benda menjadi hancur yang akhirnya membawa kemiskinan.
Negara yang menang dalam peperangan akan memaksa negara yang kalah untuk menerima kebudayaannya yang dianggap lebih tinggi sehingga struktur masyarakat mengalami perubahan.
Perubahan seperti ini tampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II, seperti Jerman dan Jepang.
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik.
Hal ini menyebabkan tiap-tiap masyarakat mempengaruhi masyarakat lain, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain yang bersangkutan.
Apabila hubungan tersebut berlangsung melalui alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, majalah, dan surat kabar, terjadi kemungkinan pengaruh hanya datang dari satu pihak, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat komunikasi tersebut.
Sementara pihak lain hanya menerima pengaruh dan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pengaruhnya.
Hubungan pengaruh mempengaruhi dalam masyarakat baik langsung maupun tidak langsung ini mampu memunculkan perubahan sosial budaya.
Dalam proses ini terjadi penyerapan dan penyebaran yang akhirnya menghasilkan kebudayaan baru.
Contohnya kehidupan sosial pasangan yang berbeda kewarganegaraan.
Hubungan secara fisik yang sering mereka lakukan menciptakan kebudayaan baru dalam gaya hidup, perilaku, dan cara pandang.
Baca juga: Bentuk Perubahan Sosial Budaya Dilihat dari Waktu, Pengaruh, dan Perencanaan
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Globalisasi di Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya
Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Dalam proses perubahan sosial budaya terdapat faktor pendorong (penguat) dan faktor penghambat perubahan sosial.
Faktor pendorong akan membuat proses perubahan sosial budaya menjadi lebih cepat, sedangkan faktor penghambat akan membuat proses perubahan sosial menjadi lebih lambat atau bahkan gagal.
Berikut ini faktor pendorong perubahan sosial budaya dan faktor penghambat perubahan sosial budaya.
Faktor Pendorong:
1. Kontak dengan budaya lain
2. Sikap menghargai hasil karya orang lain
3. Sistem pendidikan yang maju
4. Keinginan untuk maju
5. Penduduk yang heterogen
6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
7. Sistem pelapisan terbuka
8. Orientasi ke masa depan (visioner)
9. Sikap mudah menerima hal-hal baru
10. Toleransi terhadap perubahan
Faktor Penghambat:
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Masyarakat yang bersikap tradisional
3. Pendidikan yang rendah
4. Adanya kepentingan yang tertanam kuat
5. Ketakutan akan terjadinya kegoyahan integrasi
6. Prasangka buruk terhadap unsur budaya asing
7. Hambatan ideologis
Contoh Perubahan Sosial Budaya
Perubahan di bidang elektronik sebagai salah satu gejala modernisasi yang membawa pengaruh besar dalam pengiriman uang.
Dulu pengiriman uang dilakukan melalui wesel, sekarang orang bisa mengirimkan uang melalui ATM, internet banking, atau sms banking. Proses pengiriman uang tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan mudah sehingga terjadi efisiensi waktu.
Selain itu, dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terutama internet, terjadi perubahan budaya dalam masyarakat.
Beragam aspek kehidupan dipermudah dengan adanya internet. Perubahan sosial pun terjadi misalnya dalam bentuk perubahan interaksi perdagangan.
Jika sebelumnya transaksi jual beli terjadi di pasar di mana penjual dan pembeli saling bertemu, kini banyak pembeli yang memilih melakukan belanja online melalui internet. Interaksi antara penjual dan pembeli pun semakin minim.
(Tribunnews.com/Latifah, Kemdikbud.go.id)