Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa itu Konflik? Ini Pengertian, Faktor Penyebab, Akibat dan Cara Menanganinya

Apa yang dimaksud dengan konflik? berikut pengertian, faktor penyebab, akibat, serta cara menanganinya

Penulis: Faishal Arkan
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Apa itu Konflik? Ini Pengertian, Faktor Penyebab, Akibat dan Cara Menanganinya
Dale Carnegie
Apa itu Konflik? Ini Pengertian, Faktor Penyebab, Akibat, serta Cara Menangani 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam kehidupan sosial, siapa saja bisa terlibat dalam sebuah konflik.

Contoh kecilnya yaitu, pertengkaran antar teman di sekolah, hal tersebut merupakan konflik individu.

Selain itu, konflik antara pedagang kaki lima dengan petugas ketertiban, hal tersebut merupakan konflik antar kelompok.

Konflik dapat dibedakan menjadi dua, yakni konflik individu dan konflik antar kelompok.

Secara estimologi, konflik berasal dari kata kerja latin, yaitu "con" yang berarti bersama, dan "fligere" yang berarti benturan atau bertabrakan.

Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya.

Konflik terjadi karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.

Berita Rekomendasi

Lalu apa saja faktor penyebab, akibat, serta bagaimana cara menangani konflik?

Baca juga: Perubahan Sosial Budaya: Pengertian, Penyebab, Faktor Pendorong & Penghambat serta Contohnya

Apa itu Konflik? Ini Pengertian, Faktor Penyebab, Akibat, serta Cara Menangani
Apa itu Konflik? Ini Pengertian, Faktor Penyebab, Akibat, serta Cara Menangani (Shutterstock)

Dalam Buku Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII, dijelaskan mengenai faktor penyebab, akibat, serta cara menangani konflik, yakni:

Faktor Penyebab Konflik Sosial

Mengapa terjadi konflik? Akar konflik adalah perbedaan.

Selain itu, konflik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Perbedaan Individu

Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial.

Hal tersebut dikarenakan, dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

Manusia merupakan individu yang memiliki keunikan.

Jangankan manusia yang berbeda orang tua, suku, dan ras, bahkan manusia yang lahir dari dalam satu rahim pun pasti memiliki banyak perbedaan.

Walaupun secara fisik sekilas sama, seperti dalam kasus bayi kembar, akan tetapi belum tentu pendirian dan perasaan kedua kembar tersebut sama.

2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

Manusia dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda.

Dalam lingkup yang lebih luas, berbagai kelompok kebudayaan bisa saja memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda-beda.

Perbedaan-perbedaan tersebut yang dapat mendatangkan konflik sosial.

Hal tersebut dikarenakan, kriteria tentang sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas, atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu baik itu benda fisik maupun nonfisik bisa berbeda-beda.

3. Perbedaan kepentingan

Perbedaan kepentingan dapat terjadi dalam bidang ekonomi, politik, dan sebagainya.

Hal tersebut dikarenakan, setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu.

Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

Baca juga: Apa itu Ragam Hias? Simak Pengertian, Motif, Pola, dan Teknik Menggambar

Akibat-akibat Konflik Sosial

Berikut ini merupakan akibat terjadinya konflik sosial, di antaranya:

1. Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok

Terjadinya konflik dengan kelompok lain terkadang dapat meningkatan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

Contoh dalam hal ini seperti peristiwa pertempuran 10 November di Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan sebagainya.

Mereka bahu-membahu melawan Inggris (Sekutu).

2. Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok

Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan.

Keretakan tersebut dapat terjadi secara sementara ataupun permanen.

Seseorang pasti pernah berkonflik dengan orang lain, yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin hubungan yang baik.

Akan tetapi, karena kemudian saling menyadari kesalahan, kedua orang tersebut akhirnya saling memaafkan dan kembali berteman.

3. Terjadinya Perubahan Kepribadian para Individu

Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik.

Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.

4. Rusaknya Harta Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia

Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia.

Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.

Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian, Bentuk, hingga Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Sosial

Cara Menangani Konflik

Bagaimana sikap individu atau kelompok sosial atas terjadinya konflik

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani konflik, yakni:

1. Menghindar

Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau kelompok lain.

Hal ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi konflik.

Dalam hal ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain.

Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.

2. Memaksakan Kehendak

Terdapat individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling benar.

Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya.

Karena itu, dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan menerima penyelesaian yang diinginkan.

Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting.

Seseorang dengan tipe seperti ini cenderung tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain.

Ia tidak peduli apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak.

Selain itu, ia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak harus menang.

3. Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain

Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain.

Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik.

Selain itu, ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut.

Lalu, ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.

4. Tawar Menawar

Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga, dan akhirnya berdamai.

(Tribunnews.com/Arkan)

Berita lainnya seputar Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas