Macam Unsur Tari: Mulai Gerak, Tata Busana, Iringan, Properti hingga Tempat Pertunjukan
Unsur-unsur Tari meliputi Gerak, Tata Busana, Iringan, Properti hingga Tempat Pertunjukan.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut macam-macam unsur tari.
Dalam tarian terdapat berbagai unsur yang saling mendukung.
Unsur-unsur tari mampu memunculkan perpaduan yang harmonis.
Menurut KBBI, tari adalah gerakan badan meliputi tangan dan sebagainya yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian seperti musik, gamelan, dan sebagainya.
Unsur tari terdiri atas gerak, busana, tata rias, iringan, properti, tempat pertunjukan.
Baca juga: Mengenal Badan Usaha Koperasi: Pengertian, Prinsip-prinsip Koperasi, Fungsi dan Jenis Koperasi
Baca juga: Kamuflase: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Hewan yang Berkamuflase
Dikutip dari Buku Tematik Tema 7 Kelas 6 SD, berikut penjelasan masing-masing unsur tersebut.
1. Gerak
Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang lain.
Gerak tari diperagakan berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga.
Ciri khas gerak tari setiap daerah di Indonesia berbeda-beda.
Gerak tari terbagi atas dua macam, yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Gerak tari murni yaitu gerak yang tidak mengandung arti tetapi tetap mementingkan keindahan.
Sebaliknya, gerak tari maknawi mempunyai arti tertentu.
2. Tata busana
Tata busana tari meliputi semua pakaian yang dikenakan penari saat mempertunjukkan suatu karya tari di atas pentas sesuai peran yang ditampilkan.
Tata busana tari disesuaikan dengan konsep, tema, karakter, dan bentuk tarian.
Tata busana membantu penonton menangkap ciri sebuah peran atau tokoh.
Tata busana juga memperlihatkan kesesuaian hubungan antara peran dengan karakter tarian yang dibawakan.
3. Tata rias
Dalam mempertunjukkan suatu tarian, penari harus merias wajahnya.
Alat-alat rias yang digunakan meliputi bedak, lipstik, pensil alis, dan perona mata serta perona pipi.
Tujuan rias wajah untuk mengubah tampilan wajah penari sesuai dengan jenis karakter tarian yang dibawakan.
4. Iringan tari
Iringan tari merupakan bunyi-bunyian untuk mendukung suasana penampilan tari.
Iringan tari dapat berupa permainan alat-alat musik modern atau tradisional.
Iringan tari juga dapat berupa bunyi yang berasal dari gerakan tubuh, misalnya tepuk tangan, hentakan kaki, siulan, atau nyanyian.
5. Properti tari
Properti tari meliputi semua alat yang digunakan oleh penari dalam melakukan gerakan tari.
Properti tari dapat berupa selendang, kipas, topeng, piring, kuda kepang, keris, tombak, tameng, atau benda-benda lain.
Pemilihan properti tari disesuaikan dengan jenis tari yang akan ditampilkan.
6. Tempat pertunjukan
Seni tari memerlukan tempat untuk mempertunjukkanya.
Tempat pertunjukan tari biasa disebut panggung.
Secara umum, jenis pentas tari ada dua: pentas tertutup dan pentas terbuka.
Pentas tertutup diadakan di dalam ruang kelas, gedung, atau aula. Sebaliknya, pentas terbuka dapat diadakan di lapangan, halaman rumah, atau bahkan di jalan.
Sebagai informasi tambahan, berikut beberapa contoh tari daerah berpasangan yang dikutip dari Buku Tematik Tema 7 Kelas 6.
1. Tari Piring
Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat.
Pada zaman dahulu, Tari Piring dipentaskan pada saat panen sebagai ungkapan rasa gembira dan syukur.
Saat ini sesuai perkembangan zaman, Tari Piring dipentaskan pada acara-acara penting, seperti acara pernikahan.
Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok pementasan.
2. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas adalah tari yang terkenal di daerah Melayu, meliputi daerah Sumatra Utara (Melayu Deli), Sumatra Barat (ranah Minang), dan Riau (Pekanbaru).
Tari Serampang Dua Belas merupakan tari pergaulan yang ditarikan secara berpasangan sejenis atau putra dengan putri.
Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh Sauti pada sekira tahun 1940.
Tari ini terdiri atas 12 pola gerak, pola edar, dan tata urutan yang didasari oleh gerakan yang ada dalam tari Melayu, seperti Tari Mak Inang, Tari Ronggeng Melayu, dan Tari Zapin.
3. Tari Payung
Tari Payung merupakan tari pergaulan yang dibawakan secara berpasangan.
Tarian ini dibawakan oleh sepasang muda-mudi dan menggunakan perlengkapan payung.
Payung lebih banyak digunakan oleh penari laki-laki, sedangkan penari wanita mengekspresikan gerakannya dengan permainan selendang.
Busana penari pria berupa satu setel baju kecak musang, kain saping, dan tandak (songkok).
Busana penari wanita meliputi satu stel kebaya labuh, kain songket, ikat pinggang, dan selendang.
4. Tari Legong
Tari Legong dimainkan oleh dua orang penari perempuan.
Penari Legong selalu membawa kipas sebagai alat bantu.
Dikarenakan merupakan tarian ritual persembahan, Legong dahulunya hanya boleh ditarikan oleh gadis yang belum pernah menstruasi.
Namun, seiring pergeseran fungsinya sekarang sebagai media hiburan, aturan tersebut sudah ditinggalkan.
5. Tari Janger
Tari Janger adalah tari tradisional asal Bali dan dipentaskan oleh 10 orang yang terdiri atas pasangan mudamudi.
Lima penari pria disebut Kecak dan lima penari wanita disebut Janger.
Para penari menari sembari menyanyikan lagu Janger secara bersahut-sahutan.
Tarian ini mengangkat kisah atau drama tentang Arjuna Wiwaha, Sunda Upasada, dan lain sebagainya.
Meski tidak sepopuler Tari Kecak atau Tari Pendet, tarian ini sebetulnya memiliki makna yang mendalam.
6. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu adalah tari tradisional Jawa Barat.
Tari Ketuk Tilu menjadi cikal bakal lahirnya tari Jaipong Karawang.
Tarian ini dipentaskan oleh penari-penari wanita dengan gerakan dinamis dan saling mengisi.
Gerakan yang dilakukan penari Ketuk Tilu di antaranya goyang pinggul, pencok muncid, giteuk, dan geol.
Nama ketuk tilu berasal dari bunyi tabuhan 3 buah bonang yang menjadi musik pengiringnya.
7. Tari Bambangan-Cakil
Bambangan-Cakil merupakan tarian klasik yang terdapat di Jawa Tengah.
Tari Bambangan-Cakil menceritakan adegan perang seorang ksatria melawan raksasa.
Ksatria tersebut bernama Janaka yang bersifat halus dan lemah lembut sebagai lambang kebaikan.
Sebaliknya, raksasa bernama Cakil menggambarkan tokoh berkarakter kasar, sombong, dan beringas yang melambangkan kejahatan.
Makna yang terkandung dalam tarian Bambangan-Cakil ialah bahwa segala bentuk kejahatan dan keangkaramurkaan pasti akan kalah dengan kebaikan.
8. Tari Zapin
Tari Zapin adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Riau.
Tari ini sarat dengan nuansa keislaman hasil dari proses akulturasi budaya melayu dan budaya Islam di masa lalu.
9. Tari Gandrung
Tari Gandrung adalah salah satu jenis tari tradisional khas yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam pementasannya tarian ini didukung berbagai unsur, yaitu penari, pemusik, alat musik, nyanyian, dan gerak tari.
Tari Gandrung dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan dan laki-laki.
Penari perempuan sebagai penari gandrung dan penari laki-laki dikenal sebagai "paja".
Musik pengiring tari Gandrung antara lain kempul atau gong, klunting, biola, kendang, dan kethuk.
Tari Gandrung dipentaskan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap kali setelah panen.
Pementasan tari Gandrung diselenggarakan sebagai bentuk kegembiraan dan hiburan.
Tari Gandrung ini akhirnya menjadi ciri khas seni tari Banyuwangi, sehingga menjadi maskot kota Kabupaten Banyuwangi.
10. Tari Golek Menak
Tari Golek Menak adalah tari klasik yang lahir dari keraton Yogyakarta.
Tarian Golek Menak diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan pertama kali dipentaskan pada sekitar tahun 1941.
Tarian ini juga dikenal dengan sebutan tari Beksa Golek Menak atau Beksan Menak.
Ide gagasan penciptaan tari Golek Menak berasal dari pertunjukan wayang golek.
Sumber buku: Kusumawati, Heny. Diana Puspa Karitas dkk. 2018. Tema 7 Kepemimpinan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
(Tribunnews.com/Fajar)
Artikel lain terkait materi sekolah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.