Jadi Calon Walisantri, Menaker Ida Fauziyah Optimistis Lulusan BIMA Jadi Pemimpin Masa Depan
Ida Fauziyah menjelaskan cita-cita Presiden Jokowi pada Tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara maju
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si, turut menyemarakkan acara seleksi penerimaan santri baru Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon pada Minggu, (24/10/2021) lalu.
Kehadiran anggota Kabinet Indonesia Maju Jokowi - Ma'ruf Amin menambah kepercayaan diri calon santri dan walisantri yang akan memondokkan anaknya di pesantren yang diasuh oleh KH. Imam Jazuli tersebut.
Terlebih lagi sang Menteri ternyata juga calon walisantri Pesantren Bina Insan Mulia. Dalam sambutannya, Menteri kelahiran Mojokerto, Jawa Timur tersebut sangat optimistis lulusan Pesantren Bina Insan Mulia akan jadi pemimpin masa depan.
“Indonesia di Tahun 2045 akan masuk pada masa 1 Abad atau 100 Tahun Indonesia Merdeka. Siapa yang hidup pada masa itu? Siapa Pemimpin pada masa itu? Saya sangat optimistis lulusan Pesantren Bina Insan Mulia ini akan jadi pemimpin masa depan negeri ini,” kata Ida Fauziyah.
Ida Fauziyah menjelaskan cita-cita Presiden Jokowi pada Tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara maju, negara tiga besar di dunia menjadi negara maju, yang pertumbuhan ekonominya tinggi, tidak ada orang miskin di Indonesia, kemiskinan 0%.
“Apakah bisa? Jalan untuk menuju Indonesia maju Tahun 2045 insya Allah dibukakan oleh Allah SWT. Bagaimana caranya? Sampai dengan Tahun 2030 kita akan mendapat bonus demografi yaitu bonus dari Allah SWT yang tidak semua negara mendapatkannya dimana usia penduduk pada masa itu antara 14-64 tahun yang jumlahnya melimpah 70% dan penduduk Indonesia manusia yang produktif,” kata Ida Fauziyah.
Untuk itu, generasi-generasi muda yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan terbaik dengan visi dan misi masa depan diyakini akan mengambil peran penting di masa yang akan datang.
Terutama bagi para generasi yang saat ini ditempa di pesantren akan memiliki kelebihan-kelebihan yang belum tentu bisa didapatkan di tempat lain.
“Nilai-nilai Islam yang kita miliki adalah disipin, gaya hidup, etos kerja yang tinggi. Semua ada dalam pendidikan pesantren. Kita pernah punya Presiden yang santri, Wapres yang santri, Menteri yang santri, Gubernur yang santri, Anggota DPR yang santri,” tambah Ida Fauziyah.
Namun demikian, Ida Fauziyah juga berpandangan bahwa keahlian yang dibutuhkan di masa kini adalah skill yang sesuai dengan masanya.
“Kita tidak hanya butuh teknokrat-teknokrat, kita juga butuh kreator-kreator konten Youtube tentang kesantrian dan juga inovator-inovator baru yang juga santri. Kita ingin mengisi Indonesia Tahun 2045 menjadi Indonesia Maju yang disitu ada kontribusi santri di dalamnya,” pungkas Ida Fauziyah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.