Dampak Penggunaan Zat Adiktif bagi Kesehatan: Narkotika, Psikotropika, dan Zat Psikoaktif Lainnya
Berikut dampak penggunaan zat adiktif bagi kesehatan, di antaranya narkotika, psikotropika, dan zat psikoaktif lainnya.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Berikut dampak penggunaan zat adiktif bagi kesehatan, di antaranya narkotika, psikotropika, dan zat psikoaktif lainnya.
Zat adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat menyebabkan ketergantungan (adiksi) atau ingin menggunakannya secara terus menerus (ketagihan).
Zat adiktif dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan zat psikoaktif lainnya.
Perlu diketahui, penggunaan zat adiktif juga membawa banyak dampak buruk terhadap kesehatan.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Zat Adiktif: Narkotika, Psikotropika, dan Zat Psiko-Aktif Lainnya
Berikut dampak penggunaan zat adiktif bagi kesehatan, di antaranya narkotika, psikotropika, dan zat psikoaktif lainnya, dikutip dari repositori.kemdikbud.go.id:
1. Dampak penggunaan narkotika
Penggunaan heroin, morfin, opium, dan kodein dalam jangka pendek dapat menghilangkan rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa nyaman, diikuti perasaan seperti mimpi dan mengantuk.
Sementara itu, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan, meninggal karena overdosis, menyebabkan sembelit, gangguan siklus menstruasi, dan impotensi.
Apabila dalam penggunaannya menggunakan jarum suntik yang tidak steril, maka dapat tertular berbagai jenis penyakit berbahaya seperti hepatitis dan HIV/AIDS.
Efek jangka pendek penggunaan ganja:
- Timbul rasa cemas dan gembira menjadi satu;
- Banyak bicara;
- Tertawa terbahak-bahak;
- Halusinasi;
- Berubahnya perasaan waktu (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat);
- Peningkatan denyut jantung;
- Mata merah;
- Mulut dan tenggorokan kering.
Penggunaan ganja dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
- Daya pikir berkurang;
- Motivasi belajar turun drastis;
- Perhatian ke lingkungan sekitar berkurang;
- Radang paru-paru;
- Daya tahan tubuh menurun;
- Gangguan sistem peredaran darah.
Efek jangka pendek penggunaan kokain:
- Rasa percaya diri meningkat;
- Banyak bicara;
- Rasa lelah hilang;
- Kebutuhan tidur berkurang;
- Halusinasi penglihatan serta perabaan.
Sementara itu, efek jangka panjang dari kokain yaitu kurang gizi, anemia, kerusakan pada hidung, dan gangguan jiwa.
2. Dampak penggunaan psikotropika
Penggunaan ekstasi (metilen dioksi metamfetamin/MDMA) dan sabu (metamfetamin) dalam jangka pendek dapat menyebabkan terjaga (tidak tidur), rasa riang, perasaan melambung, rasa nyaman, dan meningkatkan keakraban.
Namun, setelah itu akan timbul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, badan gemetar, jantung berdebar, dan tekanan darah meningkat.
Sementara itu, dalam jangka panjang dapat menyebabkan kurang gizi, anemia, penyakit jantung, gangguan jiwa (psikotik), dan pembuluh darah di otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal jantung yang mengakibatkan kematian.
Setelah menggunakan obat nipam/nitrazepam dalam dosis tertentu, seseorang akan merasa tenang dan otot-otot mengendur.
Apabila dosis penggunaannya tinggi, maka dapat menyebabkan gangguan bicara, gangguan persepsi, dan jalan sempoyongan.
Kemudian, apabila dosis lebih tinggi lagi, maka akan dapat menyebabkan penghambatan pada pernapasan, koma, dan kematian.
Pecandu cukup umur dan orangtua/wali pecandu belum cukup umur wajib melaporkan diri/dilaporkan keluarganya pada pejabat/lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan (UU Narkotika Pasal 88).
3. Dampak penggunaan zat psikoaktif lainnya
Inhalansia dapat menyebabkan kematian mendadak akibat kekurangan oksigen atau karena ilusi, halusinasi, dan persepsi yang salah (misalnya merasa dapat terbang, sehingga orang yang mengonsumsi terjun dari tempat tinggi).
Penggunaan inhalansia jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak, paru-paru, ginjal, dan jantung.
Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam pembuluh darah, menuju otak, dan menekan kerja otak.
Akibat jangka pendek dari mengonsumsi alkohol yaitu mabuk, jalan sempoyongan, menyebabkan keinginan untuk merusak, dan dapat menyebabkan kecelakaan akibat mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk.
Dalam jangka panjang, alkohol dapat merusak hati, merusak kelenjar getah lambung, kerusakan sistem saraf, menyebabkan gangguan jantung, dan meningkatkan risiko kanker.
Kemudian, bagi bu hamil pecandu alkohol akan melahirkan bayi yang cacat.
Selain nikotin, dalam rokok juga terdapat sekitar 4.000 senyawa, termasuk tar dan karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi tubuh.
Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan kanker paru-paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan impotensi.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.