Struktur dan Fungsi Sistem Peredaran Darah: Jantung, Pembuluh Darah, dan Frekuensi Denyut Jantung
Berikut struktur dan fungsi sistem peredaran darah, mulai dari jantung, pembuluh darah, dan frekuensi denyut jantung.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Berikut struktur dan fungsi sistem peredaran darah, mulai dari jantung, pembuluh darah, dan frekuensi denyut jantung.
Darah dipompakan ke seluruh bagian tubuh manusia oleh suatu organ yang bernama jantung.
Jantung merupakan salah satu organ utama yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Organ ini berfungsi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh manusia, termasuk memompa darah ke seluruh ruangan yang ada pada jantung tersebut.
Baca juga: Mengenal Struktur dan Fungsi Sistem Peredaran Darah Manusia dan Sistem Penggolongan Darah
Berikut struktur dan fungsi sistem peredaran darah, mulai dari jantung, pembuluh darah, dan frekuensi denyut jantung, dikutip dari Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 8 Semester 1:
Jantung dan pembuluh darah
- Jantung
Darah dapat mengalir ke seluruh tubuh karena di dalam tubuh terdapat organ yang berperan sebagai pemompa darah yang disebut dengan jantung.
Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu serambi (atrium) kiri dan serambi (atrium) kanan serta bilik (ventrikel) kiri dan bilik (ventrikel) kanan.
Serambi jantung terletak pada bagian atas, sedangkan bilik jantung terletak di sebelah bawah.
Darah dari seluruh tubuh, akan masuk pertama kali ke serambi kanan, sehingga darah dalam serambi kanan banyak mengandung CO2.
Dari serambi kanan, darah akan melewati katup trikuspidalis menuju bilik kanan.
Katup ini berfungsi agar darah tidak dapat kembali ke serambi kanan.
Darah yang ada dalam bilik kanan, dipompa oleh bilik kanan melewati arteri pulmonalis menuju paru-paru agar CO2 dalam darah terlepas dan terjadi pengikatan O2.
Darah dari paru-paru mengalir melalui vena pulmonalis menuju serambi kiri, sehingga darah dalam serambi kiri banyak mengandung O2.
Darah dari serambi kiri turun melalui katup bikuspidalis menuju bilik kiri.
Bilik kiri akan memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta.
Melalui gambar tersebut, dapat dilihat bahwa dinding bilik kiri lebih tebal dibandingkan bagian jantung yang lain.
Jantung memiliki dinding yang tersusun atas otot-otot jantung.
Berbeda dengan otot rangka, otot jantung memang memiliki kemampuan untuk berkontraksi secara tak sadar (otonom) karena dikendalikan oleh sistem saraf otonom.
Di dalam jantung, terdapat saraf khusus yang disebut dengan pacu jantung (pacemaker) yang diperankan oleh nodus sinoatrial.
Pacu jantung inilah yang berperan dalam pengaturan irama detak jantung.
Pada beberapa orang, pacu jantung mengalami gangguan sehingga tidak dapat mengatur irama detak jantung dengan normal, sehingga ilmuwan telah mengembangkan alat pacu jantung buatan dengan energi dari baterai.
- Pembuluh darah
Pembuluh darah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler.
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar jantung, sedangkan vena mengalirkan darah masuk ke dalam jantung.
Arteri berisi darah yang mengandung oksigen, kecuali pembuluh arteri pulmonalis.
Vena berisi darah yang banyak mengandung karbondioksida, kecuali vena pulmonalis.
Ujung arteri dan vena bercabangcabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang disebut pembuluh kapiler.
Pada pembuluh kapiler inilah terjadi pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida antara darah dengan jaringan tubuh.
Perbedaan pembuluh arteri dan vena
- Peredaran darah pada manusia
Peredaran darah manusia termasuk peredaran darah tertutup karena darah selalu beredar di dalam pembuluh darah.
Setiap beredar, darah melewati jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda.
Pada peredaran darah ganda tersebut dikenal peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang dimulai dari jantung (bilik kanan) menuju ke paru-paru kemudian kembali lagi ke jantung (serambi kiri).
Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung (bilik kiri) ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung lagi (serambi kanan).
Frekuensi denyut jantung
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi denyut jantung, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Kegiatan atau aktivitas tubuh
Orang yang melakukan aktivitas memerlukan lebih banyak sumber energi berupa glukosa dan oksigen dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan aktivitas seperti duduk santai atau tiduran.
Untuk memenuhi kebutuhan sumber energi dan oksigen tersebut, jantung harus memompa darah lebih cepat.
- Jenis kelamin
Pada umumnya, perempuan memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi daripada laki-laki.
Pada kondisi normal, denyut jantung perempuan berkisar antara 72-80 denyutan/menit, sedangkan denyut jantung laki-laki berkisar antara 64-72 denyutan/menit.
- Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi denyut jantung.
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan proses metabolisme, sehingga diperlukan peningkatan pasokan O2 dan pengeluaran CO2.
- Umur
Pada janin, denyut jantung dapat mencapai 140-160 denyutan/menit.
Semakin bertambah umur seseorang, semakin rendah frekuensi denyut jantung.
Hal ini berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
- Komposisi ion
Berdenyutnya jantung secara normal, tergantung pada keseimbangan komposisi ion di dalam darah.
Ketidakseimbangan ion dapat menyebabkan bahaya bagi jantung.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Materi Sekolah